DINDING PUISI 204

DINDING PUISI 204

Semisal ini yang kita maksud. Penulis dari segenap penjuru Indonesia tercinta menyatukan puisinya dalam satu antologi dengan tema yang dilingkupi tema besar, pembangunan di segala bidang. Kali ini tema Perkawinan Anak Bukan Pilihan. Suatu yang utama dalam proses pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Tentu, lengkap dengan paradigma hak azasi manusianya. Sebab tema ini sangat integral dengan kepedulian pada kemanusiaan, anak-anak, wanita, pendidikan, reproduksi sehat, kesejahteraan hidup, dst. Layak saya sebut persembahan permata untuk Merah Putih di momen bulan kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2020 ini.

Salut kepada Forum Komunikasi Partisipasi Publik Untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) Kabupaten Labuhan Batu, yang sesuai program kementrian terkait telah bekerjasa dengan Redaksi Apajake (apajake.id) untuk menjaring puisi-puisi dari segenap penulis. Tentu dibutuhkan kerja serius dan fokus untuk hal seperti ini. Apalagi ketika pesan buku ini merupakan bagian dari kebutuhan informasi masyarakat yang mendesak. Di satu sisi pasti mereka butuhkan, di sisi lain dituntut adanya persembahan buku yang benar-benar dibutuhkan. Yang layak konsumsi. Selayaknya kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari. 

Pemunculan wajah buku yang menunjukkan siluet sepasang manusia, pria-wanita, nampaknya  bisa menegaskan, buku serupa ini adalah bagian dari bacaan atau pengetahuan wajib persiapan nikah. Sebagai kemasan yang kreatif, khas, dan menarik. Bagi yang belum nikah sebagai pengetahuan dan bagi orang tua sebagai serangkum nasehat yang mesti disampaikannya. Baik untuk dibaca di tangan masing-masing dan memperkaya rak buku keluarga, maupun untuk dibaca di atas panggung dan dimaklumi oleh seluruh penonton. Atau dibaca dalam suatu mata acara siaran #radio. 

Dalam perspektif agama, ini akan melengkapi bacaan dakwah nikah dan upaya saling bernasehat dalam kebenaran dan kesabaran. Juga bercepat-cepat dalam keselamatan dan kebaikan. 

Dalam sukses literasi, ini tidak sekedar melengkapi koleksi buku yang ada, tetapi menjadikan rumah-rumah baca dan perpustakaan, termasuk perpustakaan keliling, mampu menjawab tantangan akan kebutuhan informasi masyarakat yang mendesak. Bahwa pernikahan anak harus dihindari. 

Secara khusus saya mengucapkan terimakasih kepada panitia penyeleksi sekaligus kepada seluruh penulis, yang telah mempercayai judul puisi saya, Menikah Yang Manikam, menjadi judul cover buku ini. Semoga mewakili tema besar kita untuk memberi kesaksian yang membangkitkan kesadaran, serta mencerahkan. Amin. 

Kemayoran, 02 08 2020
Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama@gmail.com
Cannadrama.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERLU GAK HARI AYAH? Catatan lalu.

TEU HONCEWANG

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG