DINDING PUISI 257
DINDING PUISI 257
Salahsatu rahasia umum yang diketahui banyak juri tapi bisa dijadikan pengetahuan masyarakat umum adalah ketika ada hal yang unik. Sah, sudah lama terjadi di beberapa kepanitiaan lomba apapun, tetapi masih sedikit orang yang tahu. Bahkan di kalangan "masyarakat juri" hal ini pun baru dimaklumi oleh sebagian kecil saja. Apakah itu?
Saya buat saja ilustrasinya. Begini. Kita umpamakan ada kepanitiaan menyelenggarakan lomba menulis puisi yang diikuti oleh 20 sekolah, tetapi tiap sekolah diwakili oleh 3 peserta. Maka otomatis akan terkumpul 60 karya peserta. Lalu Dewan Juri mengadakan penilaian sesuai kriteria penilaian secara seksama.
Dari penilaian juri ternyata didapat 6 pemenang utama yang belum disahkan dan belum diumumkan, sebagai berikut:
- Juara 1, G dari SMA B
- Juara 2, Y dari MAN X
- Juara 3 S dari SMA B
- Juara harapan 1, M dari SMK Z
- Juara harapan 2, P dari SMA T
- Juara harapan 3, N dari SMK L
Lalu Dewan Juri berkoordinasi dengan pihak panitia penyelenggara, mempertanyakan kembali prosedur penentuan pemenang. Ternyata didapat kejelasan, meskipun penilaian dilakukan pada seluruh puisi karya perorangan, tetapi pemenangnya harus berdasarkan perwakilan sekolah. Oleh karena itu tidak boleh ada satu sekolah menempati lebih dari satu posisi juara. Maka secara otomatis Dewan Juri pun seģera mencoret juara 3 dari SMA B, sebab salahsatu perwakilan dari SMA B sudah menjadi juara 1. Lalu menaikkan juara 4 ke juara tiga, dan seterusnya.
Ternyata yang berada di posisi 7 tidak bisa naik ke posisi 6, sebab ia peserta dari SMK Z yang sudah menempati juara 3. Maka naiklah yang berada di posisi 8 ke posisi 6, yaitu Q dari SMA A.
Pertanyaannya, apakah hal demikian dibenarkan? Tentu saja benar. Dengan argumentasi, yang dicari sesungguhnya satu perwakilan dari dari tiap-tiap sekolah untuk menempati juara 1 sampai 6. Adapun mengenai pengiriman karya 3 peserta dari tiap-tiap sekolah agar keberuntungan sekolah lebih besar daripada cuma mengikutkan 1 orang utusan.
Biasanya di depan murid-muridnya yang sudah menjadi Duta Puisi Sekolah dan meloloskan satu pemenang, guru pembimbingnya akan bilang, "Bersyukurlah kita karena satu utusan kita telah berhasil jadi juara 1". Tentu, biasanya ia tidak tahu bahwa berdasarkan kriteria penilaian di meja juri, satu muridnya yang lain juga punya peluang jadi juara jika tidak ada yang juara 1 itu.
Itu sebabnya saya sering bilang, kepada para utusan ini sebaiknya pihak sekolah memberikan penghargaannya. Semisal uang jalan. Bahkan piagam dari sekolah. Sebab mereka adalah utusan terbaik yang telah terpilih. Para juara sebelum juara.
Semakin punya banyak potensi yang menonjol, sekolah-sekolah atau komunitas manapun, memang lebih banyak punya peluang sukses atau jadi juara.
Kemayoran, 24 10 2020
Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama@gmail.com
Cannadrama.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar