DINDING PUISI 273

DINDING PUISI 273

Waktu saya usia kanak-kanak, mungkin juga anda, suka baca koran minggu atau rubrik mingguannya yang memuat cerita dan komik untuk anak-anak. Bahkan ada ruang puisi dan ruang gambar yang memuat karya anak-anak. Meni seru pisan. Kalau sudah keluar kalimat, "Aku juga bisa bikin yang begini", itu bukan ledekan. Ledekan kok dibaca dan disenangi? Itu hal biasa di dunia anak-anak. Artinya, kita juga punya kemampuan itu. Tinggal nunggu teguran, "Bisa membuktikannya?" 

Sebuah pertanyaan bisa tiba-tiba menyelisik pada anda saat ini. "Apakah anak SD yang menulis puisi di rubrik puisi anak itu seorang penyair?" Ayo kita jawab semisal, "Masabodo. Yang penting mereka hebat!" Saya sendiri tidak mengalami itu. Mulai rajin nulis kelas 1 SMP dan baru mulai dimuat koran kelas 1 SMA. 

Belakangan ini semarak anak nulis di koran dan majalah turun drastis. Sayang sekali memang. Untung masih ada kabar yang lumayan melegakan. Misalnya remaja-remaja usia SMA sekarang ini bisa banyak terlibat dalam penulisan puisi di antologi puisi bersama. Bahkan di buku kumpulan cerita pendek. Ini tak ubahnya pengalaman rubrik anak di koran dan majalah itu. Bedanya, yang marak saat ini untuk usia SMA dan langsung memasuki dunia penerbitan buku. Seiring kemudahan produksi buku. 

Ada juga fenomena seru. Misalnya, penulis yang terlibat di buku antologi puisi bersama berusia 30-40 tahunan, tetapi mengaku baru mulai menulis puisi. Terusterang mengaku pemula dan masih belajar. Tentu beda dengan sebagian lain yang milih percaya diri. "Saya ini pencinta puisi. Sering baca puisi. Suka nonton yang baca puisi sejak kecil. Tahu selukbeluk puisi. Tapi gak pernah nulis puisi. Baru sekarang merasa terpanggil untuk berpuisi dan melibatkan diri dalam antologi puisi bersama". Bahkan ada yang langsung membuat antologi puisi tunggal. 

Menyikapi ini ada yang pantas kita syukuri, sebab itu bagian dari sukacita bersastra. Suatu kesemarakan. Dulu pun bermunculan ruang-ruang puisi di koran dan majalah yang demikian. Dari situ bermunculan penyair-penyair populer dan handal. Hari ini tentu ada yang berubah dan berkembang. Meskipun ada yang kita sesali kalau sampai hilang. 

Kemayoran, 12 2020
Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama@gmail.com
Cannadrama.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG