DINDING PUISI 275

DINDING PUISI 275 

Lumayan seru. Khusus dalam pembicaraan untuk siaran acara RESO di Banyuwangi-TV topik Guru Hebat Guru Berkarya, Viefa sebagai host bicara-bicara dulu tentang pembacaan puisi oleh saya. Kan emang lagi viral. Di masa pandemi corona ini justru banyak inspirasi kegiatan yang dilakukan jarak jauh, baik siaran langsung maupun rekaman. Akhirnya kami sepakat, saya kirim video baca puisi pendek. 

Pertanyaannya, mengapa dan ada apa dengan puisi pendek? Saya katakan, puisi pendek itu serupa KOJO dalam bahasa Sunda. Kalau dalam permainan, kojo adalah sosok andalan yang selalu diturunkan atau dimainkan karena sering mendatangkan kemenangan atau setidaknya menyelamatkan permainan. Menyelamatkan hargadiri. Masalahnya, ketika orang-orang sibuk dengan Haiku  ---puisi pendek yang dipengaruhi sastra Jepang itu, seolah-olah justru kitalah yang selama ini tidak kenal puisi pendek. Maka terketuklah saya untuk memulung khazanah sastra Indonesia dengan membuat grup Puisi Pendek Indonesia. Bukan sekadar untuk memposting karya, berteori bersama, dan mengumpulkan sejumlah orang yang hari ini sudah lebih dari 8000 anggota. Tapi yang utama supaya menggaung proklamasinya, bahwa selama ini kartu kita adalah puisi pendek Indonesia. Serta promosi sebutan "puisi pendek Indonesia". 

"Dengan ini menyatakan kemerdekaan puisi pendek Indonesia" ___ Indonesia, dari masa lampau. 

Puisi pndek Indonesia berangkat dari sastra tulis dan lisan tradisional Nusantara yang serba pendek, termasuk pribahasa, istilah-istilah, pantun dan kata-kata mutiaranya. Lalu bermula dari proses eksplorasi dalam proses kreatif yang sampai pada proses berpuisi pendek. Serta sebuah solusi, kesengajaan, melahirkan puisi yang harus pendek untuk menyampaikan pesan secara simpel atau padat. Kalau perlu dengan pembatasan jumlah kata atau suku kata mengikuti maksud-maksudnya. 

Akhirnya saya sebut istilah puisi pendek Indonesia lengkap dengan definisinya itu adalah kojo, pemain utama untuk mengentaskan perdebatan eksistensi puisi-puisi pendek di Indonesia yang memiliki banyak nama. Sekaligus menolak kalau ada anggapan, kita kenal puisi pendek semata-mata karena pengaruh asing. 

Setelah siaran TV berlangsung, ternyata host Viefa menyebut puisi pendek Indonesia dengan sebutan KOJO. Saya senyum oke-oke saja jadinya. Seru juga. Karena gak masalah kalau ada yang mau berspekulasi menyebutnya dengan istilah apapun.

Pada acara RESO itu Viefa menayangkan pembacaan puisi pendek saya yang berjudul DARI TANAH, dari antologi Tentang Hujan, Kita dan Pulang. Penerbit FAM Publishing. 

Sukses untuk Viefa, program RESO, Banyuwangi-TV, dan literasi Indonesia.

Kemayoran, 2020
Gilang Teguh Pambudi 
Cannadrama@gmail.com
Cannadrama.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG