KARENA KEPENTINGAN ORANG BANYAK

Kadang aku cemburu sama Andy F Noya. Meskipun aku 'gak terlalu minat' diwawancarai di acaranya, tetap aku memuji acaranya, Kick Andy di MetroTV. Memang unggul. Aku tahu. Sampai akhirnya dapat penghargaan di Hari Pers Nasional sebagai acara paling inspiratif.

Aku jadi ingat acara spesial yang selama 20 tahunan kubawakan di Radio, Apresiasi Senibudaya. Dari radio ke radio. Sebuah misi tentu saja. Acara rutin, mingguan, yang sangat jarang di radio-radio karena tidak terlalu komersil.

Kalaupun sesekali ada yang mengadakan acara serupa, rata-rata umurnya pendek saja, atau pembawanya yang tidak konsisten untuk mengadakannya dalam kurun waktu yang panjang. Padahal menurutku masyarakat butuh tahu. Bahkan untuk hal tertentu sampai ke titik, harus dipaksa tahu.

Dalam kurun panjang itu, di acara Apresiasi Seni itu aku sudah wawancara banyak orang, misalnya:
- Para seniman di kampus STSI Bandung
- Para seniman di UPI Bandung
- Para seniman di kampus-kampus lain
- Para aktivis di berbagai komunitas seni di Sukabumi, Bandung, Purwakarta dan sekitarnya
- Spesial, aktivis seni di seputar gerakan reformasi 98
- Para guru
- Dll.

Seniman-seniman yang pernah aku wawancarai banyak yang tidak aku ingat. Lupa. Tapi ada beberapa yang aku ingat, misalnya:
Gunawan Muhamad, Soni Farid Maulana, Herry Dim, Cecep Syamsul Hari, Ahda Imran (sempat siaran duet), Ahmad Syubadudin Alwy, Acep Zamzam Noor, Juniarso Ridwan, Beni R. Budiman, Harry Roesli,  Ari Kpin , Yusef Muldiyana, Moel MG, Ferry Curtis, Ali Novel Magad, Didi Petet, Neno Warisman, Chan Parwez, Bimbo, Koesplus, Ebiet GAD, Cucu Cahyati, Dayu AG, Mang Pendi, Mang Wahyu Adam, Mang Emot Padaringan, dan sangat banyak lagi. Yang gak keabsen ngacung. Haha. Ini kan asal nyebut yang diingat spontan.

Model wawancaranya ada yang live, on air, rekaman, reportase dan wawancara jarak jauh.

Bahkan pengamen di perempatan Kopo Bandung dan di atas Bis Purwakarta-Jakarta juga aku wawancarai.

Tema besar dari acara Apresiasi Senibudaya yang aku bidani itu segaris dengan visi-misi Yayasan Seni Cannadrama yang kudirikan  untuk menjadi pencerah senibudaya Indonesia: "menuju masyarakat seni Indonesia yang apresiatif".

Masyarakat seni yang aku maksud terdiri dari para seniman, penggiat acara seni, dan masyarakat penikmat seni. Tentu semua manusia. Meskipun pilihan selera seni tiap orang beda-beda.

Jadi aku cemburu bukan karena gak dapat penghargaan. Bukan. Tetapi karena dibuang sayang, kalau yang aku lakukan tidak dianggap bersifat inspiratif. Itu saja. Cuma itu. Sekali lagi, cuma soal 'dibuang sayang'.

Yang bisa membuat acara model itu adalah seorang Programmer radio, atau penyiar yang bisa mengajukan proposal kepada Programmer, atau seniman di kalangan masyarakat umum yang ngerti dunia radio lalu berkoordinasi dengan Programmer radio. Ini rahasianya.

Karena masyarakat ingin tahu, atau kadang perlu dipaksa tahu.

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com 
Cannadrama@gmail.com 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG