GERAKAN BUDAYA ANTI MIRAS DAN NARKOBA

Seperti anda, saya 'fokus tegang' kepada anak-anak saya. Kepada yang perempuan dan yang laki-laki sama tegangnya. Takut gagal mengarahkannya. Atau dalam bahasa dewasa, takut gak bisa menemaninya menjalani proses kedewasaannya yang normal dan sejahtera lahir batin. Jujur, saya ayah yang sangat takut.

Benar para ulama. Untung ada Tuhan, Allah SWT. Kalau tidak ada Dia, ketegangan saya bisa menjadi-jadi bahkan prustasi. Tetapi dengan adanya Dia, yang Maha Tahu, Maha Sempurna dan Maha Menjaga, hati bisa istikomah bersandar dan berharap.

Dalam jalinan sesama mahluk sosial, ketegangan saya tidak cuma kepada anak-anak di rumah. Sebab hidup ini saling bertegur sapa dan saling mempengaruhi. Dalam perumpamaannya, siapa yang tidak takut anaknya disengat lebah, digigit anjing gila, dicakar-cakar harimau, bahkan kesurupan syetan

Sampai suatu hari menggunakan dalih besar, KEBANGKITAN ITU ANTI, saya bersepakat dengan teman-teman, Ali Novel, Tholib Mubarok, Rudy Aliruda dkk untuk membuat gerakan 'anti' itu di momen Wisata Sastra, 20 Mei, 2009. Hari pertama kami mengadakan kegiatan itu. Dari gerakan itu kami lahirkan pula penerbitan sebuah buku anti miras dan narkoba yang berjudul, SURAT BUAT NARKOBRUT.

Pada momen yang sama, kami juga menyosialisasikan sebuah buku yang sudah lebih dulu diterbitkan Cannadrama, yaitu SITU KATA. Antologi puisi cinta lingkungan. Dalam bahasa dan prinsip 'anti', anti tidak mencintai lingkungan, anti merusak lingkungan.

Maka saya ingin menyampaikan beberapa pendekatan yang sudah kami lakukan untuk mendukung program anti miras dan narkoba itu.

1. MENJAGA POTENSI MULIA
       Pendekatan ini bermula dari rasa takut dan pengalaman pribadi di rumah. Akibatnya saya dan istri selalu menasehati anak supaya menjadi anak baik. Pokoknya harus selalu baik-baik saja. Ini yang utama. Sebab kami percaya, dengan menjadi orang baik kita bisa menjaga potensi mulia kita. Dapat dibayangkan, apa yang akan terjadi kalau dikabarkan bahwa Jendral Soedirman atau Ki Hajar Dewantara adalah pengonsumsi miras dan narkoba? Apa nama baiknya akan terjaga? Itulah.
         Melalui media puisi dan gambar, saya perkenalkan tema-tema pesan baik. Sehingga saya berharap, anak-anak tahu bahwa melalui puisi dan gambar, kita telah diberi ruang untuk menasehati banyak orang secara halus dan indah (sastra, bentuk dan warna).
        Maka saya senang anak-anak berani baca puisi di depan umum dari usia belia. Soal jadi juara lomba, itu tidak penting. Demikian pula saya puji keberaniannya ikut lomba gambar. Karena hidup ini cuma menggambar (gagasan) dan menari (kehidupan).

2. MANUSIA PENGEMBARA
        Seiring pertumbuhan manusia, sebagai mahluk sosial harus sadar, yang tinggal di rumah kelak akan ke luar rumah. Yang tinggal di desa kelak bisa ke kota. Yang di suatu kota akan ke kota lain bahkan ke negara lain. Maka bagaimana kita bisa selamat di tempat-tempat itu?
          Ternyata kita tidak bisa pragmatis percaya pada kebaikan anak tanpa membangun sistem dan nilai sosial. Bagaimana kalau tiba-tiba anak kita yang sedang kuliah di sebrang masuk penjara, meninggal di pinggir jalan atau di kamar hotel karena terjerat jaringan narkoba? Sakit rasanya.
       Untuk itu saya bilang kepada semua aktivis di sekeliling saya, harus teriak-teriak, dalam kegiatan sosial, media massa, dan melalui on line media sosial. Juga harus menerbitkan buku. Biar jadi gerakan yang saling mempengaruhi di ruang terbuka yang luas. Sekecil apapun langkah kita, semoga berguna. Semoga selamat anak-anak kita yang ke luar rumah. Allah Maha Mengikuti segala niat baik.

3. RADIO ANTI NARKOBA
       Selama saya kerja di radio, apalagi selama memimpin radio, sudah pasti radio saya manfaatkan secara optimal untuk siaran anti miras dan narkoba. Melalui hampir semua mata acara. Bagaimanapun caranya.
        Bahkan ketika saya lagi tidak on air, saya masih menempatkan diri sebagai ORANG RADIO INDONESIA selamanya, atau MANUSIA INFOKOM. Manusia yang mudah berkoordinasi dengan radio untuk urusan anti miras dan narkoba. Bagaimanapun caranya. Yang lebih sering adalah menaiki berita/informasi atau mata acara agar pesan 'anti' itu bisa disisipkan.

4. KEBANGKITAN ITU ANTI
       Menurut analisa saya, Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei, tidak akan pernah dicoret oleh bangsa Indonesia. Untuk itu dengan sengaja pernah kami pilih sebagai awal kegiatan mingguan Wisata Sastra dengan mengangkat tema, Bangkit Itu Anti.
       Dalam kegiatan ini, meskipun hanya mengandalkan MEGAPHONE agar serba praktis dan mudah dicontoh siapapun, acara bisa berupa baca puisi, diskusi sastra, tontonan teater, musikalisasi puisi, menggambar di ruang terbuka, fotografi, dll.

5. APRESIASI SENI BUDAYA
           Apresiasi Seni yang saya maksudkan adalah dua bentuk. Pertama, acara khusus Apresiasi Seni di radio yang membahas seluk-beluk senibudaya yang selalu mengandung pesan moral kebaikan. Termasuk kuat di dalamnya anti miras dan narkoba. Ini sudah saya realisasikan lebih dari 20 tahun di beberapa radio.
        Kedua, acara Apresiasi Seni dalam bentuk diskusi dan work shop senibudaya.

6. DRAMA RADIO
        Di Bandung beberapa tahun, 1994-2000,  saya membina kelompok drama radio, KDR-1026. Sudah ratusan naskah lepas yang kami buat dan kami siarkan. Saya didampingi Maulana Syarif, Hermana HMT, Tuti Bell, dll. Karena mayoritas anggotanya adalah remaja dan pemuda, siswa SMA dan mahasiswa (ada beberapa siswa SD, SMP dan karyawan), tema-temanya juga banyak menyoal cara hidup orang muda. Mau tidak mau, info anti miras dan narkoba kami masukkan ke dalam tema di situ.

7. JARING LABA-LABA MESJID
         Remaja mesjid itu menurut saya bukan kelompok satu mesjid. Meskipun kenyataannya begitu, tetapi semangatnya tetap bersinerji antara mesjid yang satu dengan mesjid yang lain. Maka sesuai dengan bahasan-bahasan saya di berbagai forum secara umum soal jaring laba-laba mesjid, maka untuk urusan Remaja Mesjid pun sama. Termasuk juga mesjid sekolah dan kampus.
        Maka setiap pribadi  muslim harus jadi SPIDERMAN di situ. Manusia percontohan, termasuk dalam hal anti miras dan narkoba. Maka saya suka bersyukur, bersenang-senang secara pisitif dengan menggelar acara-acara seni remaja mesjid selain mengadakan acara pengajian dan ceramah keagamaan/tablig. Soalnya itu merupakan variasi yang baik untuk segala pesan baik.
       Saya sangat antusias kalau membahas hari-hari besar agama, mengisi kegiatan di bulan Romadhon, syawalan, pesta hijriah dll. Khusus hari-hari di bulan Muharom biasa saya maknai, Hari Santri Sedunia.

Itulah beberapa pendekatan untuk satu persoalan, ANTI MIRAS DAN NARKOBA.

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG