WISATA SASTRA

Wisata sastra bukan isu baru dalam gerakan budaya di Indonesia. Tetapi opini yang berkembang tentang wisata sastra sangat beragam.

Setidaknya, pembiaran kegiatan itu oleh pemerintah, juga dapat diartikan Wisata Sastra adalah bagian dari Politik Budaya kita. Hidup di masyarakat dan diketahui oleh pemerintah secara terbuka.

Masalahnya mungkin, kepedulian dan dukungan aktif dari pemerintah.

Berikut ini beberapa kegiatan yang menggunakan nama Wisata Sastra:

1. Menelusuri kedalaman sastra secara kontemplatif adalah bentuk Wisata Sastra Rohani;

2. Berwisata ke komunitas tempat berkumpulnya para punulis sastra, atau mengumpulkan para penulis di suatu komunitas/sanggar, biasanya untuk mendapatkan pencerahan seputar proses kreatif bersastra;

3. Berwisata ke obyek wisata alam terbuka untuk menggelar aksi dan diskusi sastra di sana, paling dekat adalah ke taman kota setempat, paling praktis adalah kegiatan sastra di taman sekolah/kampus (tidak di dalam ruangan);

4. Wisata Sastra diartikan juga berkunjung ke obyek-obyek wisata apapun, yang disertai kegiatan sastra di sana;

5. Wisata sastra juga berarti berkunjung ke perpustakaan tertentu, untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi seputar sastra di situ;

6. Wisata Sastra juga nama bagi rombongan mahasiswa jurusan sastra yang berwisata ke suatu tempat tertentu, dan di sana diadakan acara yang sesuai dengan kegiatan jurusan.

Coba anda simpulkan, apa itu Wisata Sastra? Atau tetlebih dahulu klik google, explore: Wisata Sastra. Maka akan didapat banyak informasi seputar Wisata Sastra.

Satu contoh kami berikan, beberapa tahun Cannadrama pernah menemani kegiatan mingguan Wisata Sastra Situbuleud Purwakarta. Bermula dari kegiatan menampung dan menerbitkan buku antologi puisi di situ. Tepatnya di suatu peringatan Hari Kebangkitan Nasional, yang kami beri tema, Bangkit Itu Anti. Maksudnya, anti segala maksiat/pengrusakan/ kriminal/pembodohan/ pemiskinan.

Di situ juga  diadakan kegiatan teater, latihan dan lomba gambar, baca puisi bergilir, musikalisasi puisi, fotografi, dan diskusi sastra.

Berbagai komunitas pun terlibat aktif. Misalnya Lampu Merah, Rumah Seni, Sang Sastra Purwakarta, Komunitas 'Cannadrama Purwakarta',  Sanggar Anak Berwarna, Karep, Komunitas Baca Sajak, Komunitas Kabaret, Komunitas Sastra Wanayasa, Komunitas Sastra Kampus, Komunitas-komunitas Sastra Sekolah, dll.

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com

#WisataSastra
#PuisiPendekIndonesia


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG