FUTSAL ATAU SEPAKBOLA SAWAH?

Kalo nonton futsal di tv atau dengar kabar anak saya tanding futsal, kadang terfikir, lebih dulu mana sih antara futsal yang konon terinspirasi dari Barat itu dan Sepakbola Sawah di Indonesia?

Ditambah lagi, lebih dulu mana dengan sepakbola api di pesantren-pesantren Indonesia?

Soalnya waktu tahun 80-an, tepatnya sekitar tahun 1985, saya di kampung Jampang Kulon sudah merasakan aura Sepakbola Sawah sebagai warisan panjang sejak era kemerdekaan 1945, bahkan jauh sebelum itu. Karena olahraga yang disebut maen bal atau di Jawa disebut bal-balan itu sudah ada sejak sebelumIndonesia merdeka. Sejak jaman Hindia Belanda.

Sepakbola Sawah menjadi meningkat tinggi popularitasnya setelah menjadi bagian dari pesta rakyat secara masif di momen HUT RI, 17 Agustus.

Kalaupun sepakbola sawah juga terjadi di negara-negara lain, termasuk di ladang-ladang gandum, misalnya, itu artinya ada pemilahan sejarah. Pertama, sepakbola lapang sempit dengan memanfaatkan ladang pertanian, termasuk lapangan dan gedung seadanya. Kedua, sepakbola di lapang sempit, sebagai solusi latihan terbatas atau kompetisi di suatu musim yang tidak memungkinkan melakukan sepakbola di lapangan besar.

Artinya dari catatan sejarah itu, Indonesia termasuk negara yang secara tradisional melahirkan sepakbola. Ciri-cirinya, lebar lapangan tidak ada kepastian. Itu mutlak keputusan panitia, kesepakatan dengan seluruh tim. Bisa di sawah, di lapang sempit (jika diukur dengan lapang sepakbola normal), dan bisa di dalam ruangan apapun. Termasuk di dalam gudang perkebunan, semisal gudang cengkeh dan kopi.

Tapi karena sepakbola sawah itu menginspirasi dan terinspirasi oleh sepakbola lapang besar, maka tidak heran kalau orientasi profesionalnya ke arah sepakbola, bukan ke futsal. Itu sejarahnya. Maka wajar kalau futsal di bawah FIFA. Meskipun bisa saja di luar FIFA.

Pertanyaannya, ini lumayan menggelitik, setelah futsal dilembagakan dan menjadi profesional, tidak seperti di jaman dulu, apa masih wajar pemain sepakbola main futsal atau pindah secara profesional, dan sebaliknya pemain futsal main bola atau pindah secara profesional?

Jujur, waktu main bola di sawah dulu, yang ada di otak saya, kami pemain bola kampung. Ayam Cup dan Domba Cup. Bisa di lapangan apa saja. Bebas 100%.

Atau hari ini di kampung-kampung kita sudah terjadi pergeseran orientasi? Para pemain bola sawah sudah merasa lebih futsal daripada sepakbola biasa.

Ya. Kalau dikembalikan pada sejarah tradisinya, setidaknya itu peristiwa nyata di negri bola Indonesia, selama lapangannya tidak diukur pake ukuran lapangan futsal, maka otomatis itu masih bagian dari cerita lama. Kisah cikal. Tradisi pertama. Sepakbola identik dengan menendang bola di manapun, termasuk di sawah, ladang dan gudang.

Bahkan kalau saya ketua RW di suatu kampung, saya masih rindu mengadakan kompetisi Sepakbola Sawah yang asli itu. Terutama setahun sekali waktu Agustusan. Masabodoh sebagian orang mulai menyebutnya futsal karena lapangannya tidak sampai setengah dari lapangan bola umumnya.

Pertanyaannya, apa presiden atau Menpora mau bikin Piala Presiden atau Piala Menpora untuk Sepakbola Sawah Indonesia?

Kemiripan fulsal dan Sepakbola di hari ini terletak pada jenis kegiatannya. Ada yang cuma sebatas olahraga dan hobi. Termasuk di dalamnya pertandingan sepakbola antar kampung itu. Ada yang merupakan sepakbola prestasi. Yaitu kompetisi-kompetisi yang bisa diadakan kapan saja, oleh panitia mana saja, semata untuk prestasi, memperebutkan suatu piala atau hadiah. Sedangkan puncaknya adalah sepakbola profesional. Yaitu perhelatan sepakbola secara reguler sepanjang tahun, yang biasanya berkaitan erat dengan kemapanan klub, promosi daerah asal klub, dan gaji yang cukup bagi para pemainnya. Tentu ketiga-tiganya harus dibina pemerintah. 

Khusus soal laga tim nasional, baik timnas sepakbola atau timnas futsal, itu termasuk laga prestasi. Tentu saja. Untuk supremasi KeIndonesiaan kita. Hadir populer di tengah pergaulan internasional, mengukir prestasi, dan puncaknya yang utama (dalam prinsip kalah-menang sama saja) menjaga hubungan damai antar negara.

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG