LADUNI: NGAJI MODEL
PEWARIS NABI
dia menemui tangis
bahkan batuk nabinya
-----
DI ATAS AIR
Dia memintal tasbih
Mengelus bahu perahu
Menengadah langit Allah
-----
TUBUH SEDUNIA
tulang baik
aku sekali
Kemayoran, 2011-2017
#puisipendekindonesia
------
Ini tulisan saya di media sosial facebook, 16 Januari 2016. Tapi saya merasa ini menarik untuk direnungkan lagi.
Tahukah anda, bahwa adegan di bawah ini (maksudnya, iklan yang menunjukkan suami istri berpelukan atau cium kening di kamera) biasa diperankan oleh model. Bahkan adegan mesra pasangan suami istri dalam sebuah iklan atau sinetron/film pun tidak diperankan oleh suami istri sungguhan. Termasuk dalam film Ainun dan Habibie. Apakah halal? Terlepas dari perdebatan halal, haram atau makruh, nyatanya masyarakat Islam di Indonesia sudah biasa dengan model seperti itu, baik di koran, tabloid, majalah, internet maupun TV dan layar lebar. Tidak ada yang protes.
Untuk ummat yang menganggap hal itu makruh bahkan haram, kita tentu salut saja. Karena orientasi hidupnya adalah kemuliaan. Itu hak yang baik. Tak perlu diganggu, atau dipermasalahkan. Yang penting prinsip begitu bukan untuk menebar permusuhan.
Yang menganggap hal itu halal, tentu berdasarkan alasan, tujuan iklan atau sinetron/film itu baik. Cuma bermain peran. Tidak ada persetubuhan. Bahkan kalau yang dimaksud MENDEKATI ZINA adalah sikap dan perbuatan yang berpeluang untuk kemesuman, hubungan di luar nikah, nyatanya iklan dan tayangan itu tidak dimaksudkan berlanjut ke arah itu. Bahkan secara tematis, baik-baik saja. Bukan pesan tidak senonoh.
Saya malah jadi ingat hukum merekam adegan hubungan seks secara personal. Misalnya seorang suami merekam adegannya saat bercengkrama dengan istriya untuk kepentingan pribadi. Bahasa asmaranya, untuk seru-seruan berdua. Ini jelas-jelas hubungan seks. Sebut saja film pribadi. Dalam hal ini memang ada yang bilang mubah, makruh, haram, tetapi tidak sedikit yang bilang halal-halal saja. Itu kan urusan suami-istri dan Allah. Ketika mereka berdua-dua, ditengahnya bukan syetan, tetapi malaikat Allah yang dimuliakan dan terpercaya.
Saya yakin polisi pun tidak dibenarkan main hakim sendiri dengan menuduh pasangan suami istri yang bertindak pribadi, bukan kepada umum ini, sebagai penyebarluas pornografi. Atau setidaknya telah memproduksi karya pornografi.
Bagaimana kalau video itu hilang lalu di-upload orang tak bertanggungjawab? Terlepas video itu beresiko menyebar, tetapi pasangan itu bisa mengadu secara hukum juga, bahwa mereka dipermalukan oleh pihak yang jahil itu. Dan negara hukum mesti berpihak kepada yang benar.
Satu lagi, banyak pasangan suami istri bergandengan tangan, berangkulan, bahkan cium tangan, kening atau pipi di depan umum. Dalam momen perpisahan dan pertemuan tugas, di mall-mall, juga dalam close up wawancara di TV. Di momen tertentu bahkan berpelukan. Tapi tahukah kita, bahwa tidak semua yang bergandengan dan berpelukan sepanjang jalan dan di taman terbuka adalah pasangan suami istri? Tentu begitu. Apa komentar anda? Apa perlu ditegur satu-satu?
Yang jelas, siapapun mesti pandai-pandai, menjadi cermat, bijak menafsirkan tidak mendekati zina itu. Karena tidak itu harus mutlak tidaknya. Semisal orang bertanya soal teori meninggalkan rokok, tidak mau merokok lagi, maka satu kunci jawabanya, yaitu TIDAK MEROKOK. Ini baru prinsip LADUNI. Dunia itu berada di antara ya dan tidak. Dunia itu bisa melakukan halal dan haram. Sedangkan laduni (meninggalkan dunia) itu wajib halal. Orientasinya sudah di ahirat. Tak sengajanya, selalu penuh istigfar.
Laduni itu komitmen. Sukses.
Maka kita sering heran, ada pertunjukan sirkus, atraksi binatang buas. Kadang bahkan di lapang terbuka, di depan umum. Jelas ini sering tidak laduni walaupun ada pawangnya. Tidak meninggalkan duniawi, berada di akhiratnya. Karena apa? Penonton atau pawangnya berpeluang besar untuk celaka. Sementara doa harian manusia di situ, "Ya, Allah, selamatkan kami".
Bagaimana dengan tidur di atas kasur paku? Tentu tergantung teorinya. Kalau senyaman tidur di atas kasur busa berarti dia berhasil. Ibarat minum air putih tak beracun otomatis bersih dari racun. Maka Allah pun memuji hambanya yang soleh, tawadu lagi istikomah.
Jadi, kalau ada sepasang muda-mudi, kekasih, atau cuma pertemanan, berhubungan seks. Si laki-laki bilang, jika terjadi kehamilan ia akan bertanggungjawab. Itu tidak laduni. Laknatullah. Kata 'akan' itu tidak bisa dipastikan. Itu kebohongan yang nyata. Yang laduni adalah, sah nikah dulu. Inilah rahasia ilmu Nabi Yusuf. Maka haram hukumnya menikahkan dua pezina yang munafik itu. Kecuali jika mereka telah benar-benar bertobat.
----
TEMAN
sejati itu
rahasia Tuhan
yang ihlas memasuki rahasia Tuhan
menemui sejati
-----
HARUS REVOLUSI MENTAL
bahkan
Allah
dibuli
Kemayoran, 2011-2017
-----
Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com
Cannadrama@gmail.com
Komentar
Posting Komentar