PERSIJA EMANG PERSIJA

MALAM INI AKU TELAT NELPON 

cintaku,
bola memang menunda telponku padamu
tapi kan cinta tidak pernah telat
sebab akhirnya kalah menang
bola mempercepat hasrat

Kemayoran,  17022018
#puisipendekindonesia
---

Rumus bola itu,  main maksimal dan optimal adalah ciri bawaan dan kualitas. Maka eksplosivitas PERSIJA JAKARTA yang menang 3-0 lawan Bali United berkalimat,  Persija emang Persija.  Begitulah PERSIJA.  Itulah bukti peristiwanya.  Kongkrit. Siapa menolak?  Bukan Persija kalau tidak begitu.

Luarbiasa!

Apa arti luasnya?  Seperti itu pulalah Indonesia,  merah putih,  negara Pancasila.  Harus menang dan merdeka.  Kalau tidak menang dan merdeka,  bukan Indonesia namanya. Coba kita renungkan kembali. Kita renungkan titik iya-nya.

Main cepat dari menit pertama,  Persija tidak memberi kesempatam permainan Bali United berkembang.  Tetapi di depan 70.000 penonton,  dan di depan Presiden RI,  Jokowi,  Bali United pun menunjukkan kegigihannya. Meskipun kalah agresif dari Persija.

Kenyataan duel progresif itu menunjukkan kelas kedua tim, meskipun terpaksa catatan kali ini menyebut,  Persija lebih dewasa,  sigap,  dan beringas. Dan dari pintu-pintu kehidupan memberikan penjelasan, partai puncak atau kejayaan apapun itu selalu diperoleh dengan bukti kualitas perjuangan yang serius. Fokus.

Banyak orang sukses selalu dikelilingi oleh prinsip-prinsip yang luarbiasa.  Dibuntuti dengan catatan kerja yang tidak mudah. Berliku-!liku,  bahkan keras.

Kemenangan,  3-0 mutlak menunjukkan PERSIJA JAKARTA juara sejati dengan hasil optimal.  Bukan juara ringkih yang bau keberuntungan semata.  Ini skil yang pantas mengangkat piala.  Ya,  piala presiden.

Kemenangan Persija tahun 2018 ini juga hadiah gelar penting setelah dalam penantian panjang tanpa gelar juara, meskipun selalu menjadi tim yang disegani. Ini ibarat prestasi kedua setelah eksistensi dan keunggulan.  Sempurna!

Kita jadi teringat pesan bijak para tua.  Bertahanlah gemilang di jalan baik.  Itu kemenangan pertama.  Semua orang dan semua pihak pasti menginginkannya. Tetapi siapa tahu kita punya keunggulan yang tidak mudah diraih banyak orang. Kita bisa membuktikannya. Itulah hadiah kedua. Tetapi para juara tidak boleh ujub,  ria,  takabur di puncak-puncak.

Itulah pelajaran menang setelah menang,  seperti yang juga dialami Tim Macan Kemayoran.

Persija juga bukan menang karena kekerasan penonton yang mengganggu jalannya pertandingan,  meskipun pendukungnya tumpah ruah. Tim ini benar-benar menunjukkan kualitas individu pemain dan kesolidan permainan tim yamg atratif dan fokus. Bertangungjawab pada lini masing-masing.

Ya, seperti Indonesia.  Kemerdekaannya atau kemenangannya,  diraih karena seluruh elemen bangsa berjuang di lini posisi dan keahlian masing-masing. Bahu-membahu menciptakan persatuan dan kesatuan.

Bagi presiden Jokowi,  presiden bola Indonesia, yang biasa saya sebut juga bertindak sebagai 'pengasuh' Sepakbola Indonesia,  juga pengasuh Laga Piala Presiden,  kehadirannya kali ini sekaligus menunjukkan simbul besar,  posisi strategis sepakbola sebagai hiburan rakyat,  forum silaturahmi bangsa , ruang komunikasi nasionalisme,  dan pusat kesadaran profesionalitas,  prestasi,  hobi dan olahraga serta gerak ekonomi rakyat.

Kehadiran presiden di lapangan bola, bukanlah gerakan kecil,  cuma sekadar hobi bola. Apalagi Jokowi adalah presiden yang paling dekat dengan sepakbola. Dalam beberapa kompetisi dia bisa hadir di pembukaan, di babak penautupan,  bahkan di babak semifinal. Orangnya kalem, tubuhnya kecil, tetapi gairah bolanya (olahraga rakyatnya) sangat besar.

Seperti halnya para penonton di rumah, di depan TV yang menayangkan siaran langsung sepakbola,  mereka punya visi-misi nasionalisme melalui bola yang tidak kecil di situ. Meskipun yang main bukan tim nasional.  Tetapi tim-tim aset nasional yang merangkum seluruh anak bangsa dari seluruh penjuru tanah air.

Subhanallah.  Hanya Tuhan saja yang punya cerita indah di balik bola ini.  Semoga tidak pernah tercederai. 

Di akhir laga puncak kali ini,  suporter (bobotoh) PERSIB BANDUNG terpilih sebagai suporter terbaik,  Oki Dwi pemimpin partai puncak menjadi wasit terbaik,  pencetak gol terbanyak Marco Simic (PERSIJA), pemain muda terbaik adalah Rizaldi Hehanusa dari PERSIJA,  pemain terbaik kembali diraih Marco Simic, tim fair play terpilih Bali United,  juara ke empat PSMS MEDAN,  juara ke tiga Sriwijaya FC,  juara kedua BALI UNITED, dan sang juara,  PERSIJA JAKARTA.

Sebagai momen kebangsaan,  acara puncak di Gelora Bung Karno,  Sabtu,  17022018 ini juga dihadiri tokoh-tokoh penting seperti Panglima TNI, ketua MPR,  ketua DPD RI,  dll. Hadir juga gubernur DKI Jakarta  yang sejak gol kedua mendapat salam hangat dan salam selamat dari Presiden.

Merdeka!

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com 
Cannadrama@gmail.com 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG