BELAJAR NONTON KEKALAHAN

MENENDANG BOLA KE LANGIT

berlarilah ke tengah lapangan hijau
sendirian saat sepi penonton
lalu tendanglah bola ke langit
sampai kau dengar suara Tuhan, 
"Cari lawan, 
untuk berteman! "

Kemayoran,  2204201
#puisipendekindonesia 
-------

Haha.  Sebagai pribadi saya termasuk pendukung  kesebelasan PSIS Semarang di Liga 1 Indonesia 2018, meskipun karena kampung saya banyak, saya juga dukung tim lain, termasuk PERSIB Bandung dan PERSIJA Jakarta. Belum lagi saya juga punya tim-tim favorit tanpa harus melihat soal kampung, misalnya Semen Padang,  Persipura,  Arema,  Persebaya,  dll.  Belum lagi dalam memgulas sepakbola kan netralitas mesti dijaga, gak boleh asal nulis.

Tapi wajar dong sebagai kelahiran Curug Sewu,  Kendal, Jawa Tengah saya dukung PSIS Semarang sejak masa sekolah dulu. Meskipun setelah pindah ke Jawa Barat di usia SD saya jadi pencinta Bandung Raya lalu PERSIB Bandung juga.

Kalau anda berada di posisi saya sebagai pribadi, tidak mustahil anda pun akan bersikap seperti saya. Sebab hal ini pulalah yang telah mengajari kita untuk selalu berempatik pada semua tim sepakbola Indonesia. Tanpa kecuali. Tidak boleh egois.

Tapi kali ini saya mau cerita hal seru.  Depan TV saya sampai heran sendiri.  Setelah sebelumnya  sempat melihat siaran lamgsung kekalahan 1-4, PSIS Semarang atas tamunya PERSIJA Jakarta,  akhirnya saya juga merasa sangat bisa menikmati siaran ulang petistiwa kalah telak itu. Inilah persoalannya.

Ternyata sebagai pencinta PSIS Semarang, meskipun tim ini kalah, bahkan kalah telak, saya tetap menyukainya. Tetap antusias meskipun sangat kecewa. Pantas saja para Bonek pendukung Persebaya Surabaya merasa perlu bikin tulisan besar di stadiun,  kalah menang tetap dukung Persebaya. Ternyata sikap penonton semua tim itu sama saja pada dasarnya.

Selama saya bergerombol di tengah masyarakat bobotoh pendukung PERSIB Bandung, aura yang sama pun saya rasakan. Ketika timnya kalah, meskipun mereka kecewa besar, mereka tetap mendukung tim Maung Bandung ini tanpa bosan dan putus asa.

Ya,  malam Senin,  22 04 2018 saya menonton lagi ulangan pertandingan PSIS vs PERSIJA Jakarta. Saya merasa bangga tim biru dari Jawa Tengah ini bermain sangat eksplosif dari menit awal hingga akhir meskipun mereka baru saja menjadi tim promosi di Liga 1 2018, setelah lolos dari Liga 2. Sementara pamor PERSIJA sejak Liga 1 tahun 2017 lalu memang sedang naik daun sebagai tim papan atas. Apalagi setelah menang Piala Presiden.

Tim tugu muda ini sesungguhnya telah berhasil dengan gemilang main imbang pada babak pertama.  Tetapi sayang,  memasuki babak kedua,  di menit ke 69 gawangnya berhasil dibobol lawan. Dan setelah masuk gol pertama itu,  eksplosifitas serangan PSIS sangat mampu diatasi tim tamu,  sehingga PERSIJA lebih menguasai serangan. Akibatnya, di menit ke 80 gol kedua pun mampu menjebol gawang PSIS lagi.

Yang menarik dalam keadaan tertinggal 0-2 sampai menit 84, para pendukung PSIS  yang memenuhi stadiun nampaknya masih terus tenang,  aman,  nyaman,  sambil terus menyanyi-nyanyi. Bahkan ketika di menit ke 84 gol ketiga untuk PERSIJA tercipta lagi. Fantastis. Suasana yang layak dijaga. Suatu pelajaran berharga buat semua suporter bola di mana-mana.

Gol ke empat buat PERSIJA ke gawang tim Panser Biru tercetak pada menit tambahan waktu. Tetapi di menit tambahan itu pula PSIS mendapatkan satu gol hiburan,  hingga skor akhir pun 1-4.

Ini gila!  Kalah 1-4 tetapi para pemain PSIS  dan para pendukungnya tetap tegar dan penuh semangat. Dan lebih gila lagi kalau kita urut beberapa pertandingan sebelumnya.  Di kandang PSMS Medan,  PERSIJA sebenarnya sempat ditaklukkan 3-1. Lalu dalam pertandingan lanjutan, giliran PSMS Medan yang berhasil ditaklukan PSIS di Semarang,  4-1. Tetapi ketika PERSIJA tandang ke Semarang,  PSIS justru takluk dengan skor telak.  Padahal mestinya, PSIS yang mampu menaklukan PERSIJA, tetapi matematika sepakbola memang beda. Banyak hal yang memungkinkan terjadinya kejutan-kejutan yang tidak dinyana.

Ya ya ya.  Di depan tim kesayangan kita yang kalah, sambil memahami logika permainan sepakbola, kita memang bisa tetap utuh mencintai tim kita itu tanpa kesedihan yang berlebihan.  Ini yang disebut sikap dewasa itu.  Semoga kita semua bisa memilikinya. Siap menang,  siap kalah. Menang ksatria,  kalah tetap jantan.

Dan saya pun berdoa,  semoga PSIS Semarang selalu ada di Liga 1. Sebab tim ini bernilai nostalgia, dan hiburan bagi banyak orang di Indonesia. Jangan sampai hilang. Semoga. Kalaupun kepleset ke Liga 2, harus cepat balik lagi ke Liga 1. Dan andapun pasti berdoa dengan doa yang serupa untuk tim kesayangan anda.  Bukankah begitu?

Dan jangan lupa,  kalau tim kita kalah,  tonton sekali lagi siaran ulangnya atau rekamannya. Bisa dilihat juga di internet.  Sebagai rasa cinta dan sebagai bukti bahwa kita sanggup menerima kekalahan itu. Sambil memahami hasil evaluasinya.

Gilang Teguh Pambudi 
Cannadrama.blogspot.com 
Cannadrama@gmail.com

#pssi 
#LigaIndonesia 
#Liga1 
#GNPSIndonesia 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG