BOLA TIMNAS, BIKIN SENENG?

MENANG DAN HARAPAN

setiap tendangan bola 
yang memecahkan kaca 
pada berjuta bolamata
adalah inpirasi kemenangan
dan harapan

Kemayoran,  30 04 2018
#puisipendekindonesia 
------

Meskipun perhelatan sepakbola PSSI ANNIVERSARY 2018 menuai banyak kritik dari masyarakat yang mesti direspon positif oleh organisasi sepakbola nasional ini,  tetapi ajang bola internasional 88 tahun PSSI kali ini sangat penting artinya untuk peningkatan kualitas Tim Nasional Indonesia.  Sekaligus memberi pengalaman internasional yang lebih sering.

Apalagi pelatih Timnas,  Luis Milla sendiri masih mendapat beban sorotan berbagai pihak karena jelang Laga Utama,  Piala Asian Games 2018, Timnas masih belum menemukan formasi terbaiknya yang solid. Masih terlalu bongkar pasang.  Padahal mestinya sudah semakin intensif fokus pada penguatan tim.

Meskipun demikian,  para pemain yang menonjol memang semakin terbaca oleh pelatih dan penonton bola Indonesia.

Dari satu sudut prinsip,  turnamen internasional yang diikuti empat negara,  Indonesia di peringkat 162 FIFA,  Bahrain peringkat 116, Korea Utara peringkat 112, dan Uzbekistan peringkat 88 ini menjadi sangat vital. Tetapi tentu akan menjadi ajang mubazir kalau tidak membuahkan apa-apa.  Cuma sekadar bikin pesta kesemarakan yang tidak penting. Meskipun Indonesia selalu butuh ajang bola internasional untuk banyak kepentingan. Terutama ya untuk peningkatan prestasi bola.

Dalam pertandingan pertama,  Indonesia vs Bahrain,  Timnas yang main maksimal dan menyerang harus kalah menyesakkan,  0-1 di stadiun Pakan Sari,  Cibinong,  Bogor. Padahal meskipun para pengamat menyebut kualitas Bahrain satu tingkat di atas Timnas,  tetapi Timnas telah terbukti menguasai pertandingan.  Selain itu juga bermain di depan suporter sendiri yang memenuhi stadiun dan menyemangati sepanjang laga.

Dalam laga kedua pun nasib tidak mulus masih dialami Timnas kita meskipun mampu mengakhiri pertandingan 0-0 melawan Tim kuat Korea Utara. Pada pertandingan babak pertama sebenarnya Ilija Spasojevic dkk sudah tampil eksplosif,  tetapi semua peluang gagal jadi gol.  Termasuk tendangan Spaso yang membentur tiang gawang. Sementara di babak kedua Timnas Indonesia mulai kehabisan tenaga sehingga perseteruan cenderung dikuasai Korea Utara.  Tetapi sayang,  peluang serangan balik dari Indonesia masih gagal berbuah gol.

Akhirnya Indonesia tinggal menunggu hasil dari pertandingan terakhir melawan Ubekistan,  3 Mei. Untuk setidaknya menorehkan kemenangan,  meskipun itu belum tentu menjanjikan juara.

Kalau dari hasil laga ini Timnas tidak juara, nampaknya kita cuma beruntung masih punya satu keuntungan,  seperti biasanya,  "senang tim nasional kita berjibaku di tengah tim internasional".  Ya,  masih di situ memang. 

Sebagai laga eksistensi PSSI dan unjuk eksistensi Tim Nasional Indonesia dalam pergaulan persepakbolaan dan pergaulan bangsa-bangsa (kemanusiaan),  okelah.  Meskipun belum sempurna kalau tanpa prestasi apapun.

Tulisan ini sekaligus berguna sebagai penyemangat sebelum laga terakhir tuntas. Selain untuk apresiasi bola dan PSSI secara menyeluruh. 

Gilang Teguh Pambudi 
Cannadrama.blogspot.com 
Cannadrama@gmail.com

#pssi 
#timnas
#TimnasAsianGames 
#GNPSIndonesia 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG