BANG BEL, BANG PRAN, DAN GUSDUR

BERTARUH

terbukti bola bukan judi
sebab semakin diminta pasti
semakin tidak pasti
sebab bertaruh yang pasti itu
ketika Tuhan kasih tahu kemuliaanmu

Kemayoran, 11 07 2018
#puisipendekindonesia

Akhirnya Belgia takluk di kaki-kaki Prancis, meskipun dengan skor tipis, cuma 1-0. Wualah-wualah. Itu artinya Prancis menjadi terbaik dari Jepang, Belgia, dan Brazil dalam "Perang Dunia Rusia" kali ini. Sampai saya mesti teriak disela-sela nguap yang kesel, "Ayo wakili Bang Pran. Buktikan!" Apalagi Belgia bisa ngalahin inggris di akhir fase grup. Mestinya Prancispun bisa ngatasin Inggris di puncak final kalau tim itu lolos dari perseteruannya dengan Kroasia.

Tentu. Tentu saya mendukung Belgia dalam laga semifinal Piala Dunia Rusia, dini hari 11 07 2018 kali ini. Apa sebab? Kan sudah jelas, dia yang berani-beraninya ngancurin langkah Jepang wakil Asia. Jadi harus lebih hebat dong dari Jepang, dan maju mewakili Asia dengan 'teori yang yang lain'. Meskipun kalau Prancis yang menang saya pun mesti bilang, '"Berani-beraninya kau ngalahin tim yang ngalahin Jepang, emang bisa apa kau? Emang bisa juara Piala Dunia 2018? Buktikan, Bang Pran!"

Lihatkah konser piala dunia Indosiar. Diselingi rekam jejak Prancis dan Belgia melaju ke babak semifinal. Dan satu momen yang tidak bisa dilewatkan adalah perseteruan Belgia-Jepang. Ini momen Asia yang besar dan terakhir pada Piala Dunia kali ini. Tentu menjadi awal pendukung Tim Asia 'marah sehat' kepada kubu Belgia. Seperti halnya saya jadi teriak-teriak, "Buktikan, Bang Bel kalau sanggup!"

Tapi kalau teman-teman saya tidak sedikit yang dukung Prancis, tentu saya tetap suka. Salut dan hormat. Sambil saya mesti permisi sebelum laga dimulai, "Maaf ya, kali ini Bang Bel mau menang?" Haha. Ini jelas 100% kalimat fair. Siapa bilang tidak? Sebab kalimat permisi ini juga berpesan, "Kalau Bang Pran mau menang ya kalahin dong Belgiaku! Emangnya sanggup?"

Apa sih gunanya nyelametin BENUA? Sampai serius amat membela Benua Asia? Ya, tentu sederhana saja jawabannya. Kalau ada yang melaju mewakili Tim Asia kan berarti benua ini masih berlaga. Bahkan bisa jadi juara. Sebab di ulasan sebelumnya dicannadrama.blogspot.com saya pernah menulis, juara piala dunia itu seperti pemenang Pilpres dan Pilkada yang benar. Bahwa sesungguhnya, yang kalahlah yang sudah ngasih tongkat estapet kepada pemenang. Kepastiannya berupa kesepakatan dan kesepahaman aturan main.  Konstitusi. Bahasa gaulnya, "Beri kami selamat,atau kami yang ngasih ucapan selamat". Ini persis seperti kejadian di Pilkada Jawa Barat, 2018. Pasangan ASYIK sebagai pemenang ke dua dari empat pasangan calon, akhirnya memberi ucapan selamat kepada pasangan RINDU yang terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat  yang akan datang. Atau seperti ucapan selamat kepada Ganjar Pranowo di Jawa Tengah.

Mendukung BENUA ASIA model begini kan sesungguhnya seperti mengamini bulat bola dunia. Seperi sederhana padahal cerdas. Seperti sepele padahal Si Pele sekali.

Tapi sesungguhnya dari sudut pandang yang lain, mendukung Belgia punya alasan khusus yang kuat. Misalnya, karena tim ini punya potensi yang sangat besar, skuad yang gila, yang dianggap paling siap untuk jadi Sang Juara oleh para penggila bola. Kedua, tim ini bisa juga dipakai untuk jualan kompetisi Liga Reguler, karena ada pemain-pemain topnya yang sedang berlaga di liga-liga itu. Demikian pun pada tim Inggris, Prancis dan Kroasia.

Laga liga reguler yang top tentu lebih mudah dijual dan dinikmati karena terus bergulir sepanjang tahun, tanpa harus menunggu 3-4-5 tahun. Pencintanyapun sangat fanatik. Termasuk di Indonesia.

Tapi ada juga penonton siaran Piala Dunia yang bawaannya marah-marah melulu. Kalau timnya kalah dan tersingkir, dia selalu mendukung tim lain yang bisa mengalahkan tim yang ngalahin tim pujaannya. Sebab dengan begitu dia bisa puas. Bisa tertawa sambil joget-joget. Sambil ngangkat-ngangkat tempat tidur. Padahal sebenarnya sama saja. Ujung-ujungnya kalau dusimpulkan, tim unggulannya terhambat maju karena ada tim kuat yang mengalahkannya, lalu ada yang mengalahkannya lagi, begitu terus sampai ke puncak final. Sehingga sesungguhnya yang jadi Sang Juara adalah wakil kita semua. Sebuah kemenangan dari sebuah proses dan sistem yang kita buat dan sepakati sendiri. Mau apa lagi?

Di negri penggembira bola, seperti Indonesia, puncak semifinal Piala Dunia adalah segala cerita dan berjuta pengalaman. Termasuk laga Prancis vs Belgia kali ini, yang disayangkan oleh sebagian pengamat, karena mestinya menjadi pertemuan di partai final.  Meskipun kalau saya malah lebih ekatrim. Mestinya partai final itu Korea Selatan vs Jerman. Haha. Lagi-lagi sok Asia!

Ternyata benar. Mengapa mesti ketemu di semifinal? Akhirnya Belgiaku KO. Cuma dengan skor tipis 1-0. Tapi inilah maksud kita, kalau Belgia gak sanggup ngewakilin Jepang dari Kawasan Asia kasih Prancis aja! Kalau Prancis gak sanggup juara, kasih yang sanggup aja. Kan minjam kata-kata Gus Dur, "Gitu aja repot!"

"Ayo Bang Pran, buktilan!"

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com 
Cannadrama@gmail.com

#PialaDunia
#PialaDunia2018
#WorldCup
#WorldCup2018
#FifaWorldCup2018.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERLU GAK HARI AYAH? Catatan lalu.

TEU HONCEWANG

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG