DOA TODD FERRE

BOLA LIAR

bahkan bola pantul
liarnya menjadi angka

Kemayoran, 07072018
#puisipendekindonesia
------

Gemuruh stadiun Sidoarjo tentu terdengar melebihi gemuruh di lapangan piala dunia Rusia 2018 yang baru melewati babak 8 besar.

Menit 16 Witan Sulaeman menciptakan peluang emas pertama melalui bola yang ditendang keras dari dalam kotak finalti. Tetapi tendangannya tipis meluncur di atas mistar gawang. Layak bikin tim Vietnam degdegplas.

Sebenarnya Vietnam sempat mengendalikan 3 menit pertama, tetapi berhasil dibalik, Indonesia menguasai hingga menit 20. Hebat. Sayangnya, peluangnya terlalu minim. Ibaratnya, Timnas hanya kuat di 3/4 lapangan. Sulit menembus 1/3 lapangan lawan. Seperti berbagi daerah kekuasaan saja.

Menit 27 giliran Vietnam punya peluang emas ketika pemain belakang Timnas Indonesia hampir blunder membuang bola di kotak finalti. Untung bola liar segera tertangkap kiper.

3 kali lemparan ke dalam berakibat satu tendangan penjuru, itu terjadi di menit ke 30 di wilayah 1/3 lapangan kekuasaan Vietnam. Sebuah langkah maju. Sayang belum membuahkan bahaya. Sesuatu yang sangat disayangkan karena Indonesia minim bikin kejutan. Malah menit ke 32 Vietnam mengejutkan dengan tendangan jarak jauhnya yang lumayan bahaya. Melahirkan drama gila, drama penjuru. Untung tidak berbuah gol.

Strategi lelah sempat dipakai oleh Vietnam di menit 38, di menit akhir babak pertama itu. Bola dioper-oper, meskipun cuma memanfaatkan arena 1/3 lapangan.  Meskipun sempat berakibat mendatangkan peluang untuk timnas Indonesia di menit 40. Kiper sedikit tidak fokus menangkap bola di kotak finalti. Sayangnya pemain depan Indonesia  tidak mampu memanfaatkan peluang itu.

Menghabisi 45 menit dan tambahan 1 menit, meskipun Indonesia menguasai pertandingan, skor sementara berakhir imbang 0-0. Bisa disyukuri. Tetapi kurang menenangkan buat kubu Indonesia yg ingin menjadikan laga ke empat fase grup ini untuk mengambil tiket lolos ke babak berikutnya. Bahkan Cak Nun, budayawan yang nonton di lapangan pun pasti lumayan kurang tenang dengan skor ini. Karena artinya 'kas negara Timnas' belum terisi. Alias nihil tabungan.

AFF U-19 bukanlah gengsi baru buat Indonesia. Justru posisi Indonesia termasuk tim yang belakangan paling ditakuti. Termasuk oleh unggulan Asia Tenggara seperti Vietnam dan Thailand. Ini jelas menguntungkan, tidak cuma serbatas popularitas bola Indonesia, tetapi juga menguatkan popularitas kebangsaan kita melalui predikat kiblat bola U-19.

Doa pragmatis sempat saya keluarkan dari kantong di dada seperti wasit mengrluarkan kertas catatan saja. Doa itu berupa teriakan begini, "Ayo Tuan Rumah, menangkan!" Berangkat dari sir malu kalau kalah di fase ini sebagai tuan rumah. Penyelenggara Piala AFF U-19. Meskipun saya tahu, ideal dan profesionalnya, main di kandang lawan pun Timnas Indonesia harus merasa main di kandang sendiri. Itu kan yang disebut menguasai lapangan sendiri di manapun. Sebab Tuhan pun sudah ngasih lapangan itu kepada pihak yang sanggup menguasainya dengan baik.

Todd Ferre menggantikan Lutfi Kamal di menit 47. Semoga menjadi doa Todd Ferre.

Babak kedua lebih terbuka dan agresif bagi kedua tim. Maklum, keduanya sama-sama punya target menang karena terlihat mau menjadikakan momen ini sebagai peluang emas lolos ke babak berikitnya.

Sementara ini Indonesia sudah mengantongi 9 poin, sementara Vietnam mengantongi 7 poin karena sempat main seri menghadapi Thailand.

Sampai menit 58 nampak jelas, Todd Ferre pantas jadi pemain pengganti. Selain tenaganya masih fress, gaya permainannya sangat menonjol kontribusinya. Bisa bikin Vietnam sangat merasakan kehadiran Ferre. Ini mungkin kunciannya, janganlah merasa tidak tepat jadi pemain pengganti. Karena itu juga bisa menjadi strategi jitu.

Menit 75 sebenarnya Firza baru saja mengejutkan dengan tendangan keras meskipun melayang di atas mistar gawang Vietnam. Tak lama setelah itu kiper Indonesia, Muhamad Riandi tersungkur karena bertabrakan dengan kaki pemain depan Vietnam. Suatu momen yang menunjukkan serangan di babak ke dua ini memang lebih agresif dan berimbang. Buat Timnas Indonesia, ini tentu lebih merugikan. Mestinya gol sudah tercipta di babak pertama.

Apalagi memasuki menit 78, ketegangan makin menjadi-jadi. Lebih menegangkan dari laga16 besar antara Jepang wakil Asia vs Belgia di Piala Dunia.

Dan oo oo oo, luarbiasa. Menit ke 87 Todd Ferre tendangannya membuat bola membentur mistar gawang. Lalu bola pantul yang liar itu berhasil dimanfaatkan oleh Rafli dengan tendangan datar yang mampu menjebol gawang lawan. 1-0. Peluang semifinal pun maikin terbuka di depan mata Indonesia.

Tambahan waktu 4 menit rasanya terlalu lama buat Indonesia, meskipun terlalu pendek buat Vietnam. Untungnya Indonesia-19 sudah unggul. Tapi tentu saja ceritanya akan lain kalau pertandingan berakhir seri. Ketegangan makin menjadi-jadi karena di menit ke 4 injury time terjadi tendantan penjuru untuk Vietnam. Untung gagal membuahkan gol.  

Pertandingan spektakuler pun berakhir sukses, 4 kali berurut-turut Indonesia menang dan menabung poin 12. Timnas Indonesia U-19 pun memastikan diri  lolos ke semifinal, kalah ataupun menang lawan Thailand di akhir fase grup nanti. Ini jelas 100% nyaman. Indonesia benar-benar hebat! Kali ini Indonesia benar-benar punya doa Todd Ferre dari pelatih Indra Syafri dan para pendukung Tim Nasional Merah Putih.

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com 
Cannadrama@gmail.com

#PialaAFF
#PialaAFF2018
#AFFCup
#AFFCup2018
#PSSI 
#GNPSIndonesia
#GNPSI_312

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERLU GAK HARI AYAH? Catatan lalu.

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG

TEU HONCEWANG