PRANCIS KATA KOMORINUS (Tulisan Kedua Dari Komonus Bola Dunia)
EKSOTIKA BOLA
tarian bola itu eksotik
membelah lapangan menjadi tujuh
dengan gaun langit yang luas
pada bumi yang padat terlihat
oleh bola mata yang besar
Kemayoran, 16 07 2018
#puisipendekindonesia
-----
Pada tulisan saya di cannadrama.blogspot.com beberapa hari lalu yang berjudul, Komonus Bola Dunia, kita kisahkan sebelum puncak final Piala Dunia, 15 07 2018 Komodo Nusantara (KOMONUS) telah makan daging yang ada bendera Prancisnya. Sehingga saat ini setelah nyata-nyata di partai final Prancis mampu menaklukkan Kroasia, 4-2, ia semestinya dapat kita elu-elukan sebagai binatang penebak asal Indonesia yang jitu. Benar-benar jitu.
Tapi bukan cuma itu maksud saya. Sebab saya juga perlu bikin tulisan ke dua ini setelah beberapa jam lalu sebelum babak final dilangsungkan saya telah membuat tulisan status di media sosial facebook begini:
//KOMONUS ATAU KOMORIN?
Ingat dua Komodo saya dari dua kandang dicannadrama.blogspot.com?
Semoga.
Komonus (Komodo Nusantara) makan daging di bawah bendera Prancis.
Sedangkan Komorin (Komodo Republik Indonesia Nusantara) makan daging yang ada tulisan Kroasia-nya.
Lalu mana yang anda dukung sebagai pendukung Final Piala Dunia Rusia 2018? //
Saya lebih suka mengembalikannya kepada disiplin ilmunya, daripada kepada unsur tebak-tebakannya yang sekadar bernilai hiburan belaka.
Disiplin ilmunya, secara makrifatullah, sesungguhnya segala sesuatu, apapun, siapapun, telah bersaksi atas ilmu Allah. Bahwa segala sesuatu, apapun, telah terjadi dalam rencana baik-NYA. Segaris dengan kalimat: kebenaran, kemuliaan dan keadilan akan selalu menang, demi prikemanusiaan yang berketuhanan.
Maka, sesungguhnya, meskipun kita telah sebut Komonus sebagai pihak yang tepat karena menebak Prancis sebagai juaranya. Tetapi yang tepat bukan itu. Mirip, tapi bukan itu. Kalimatnya begini, jika Komonus mewakili (representasi) seluruh Komodo tanpa kecuali, mewakili pohon-pohon tanpa kecuali, mewakili bukit, sungai dan danau-danau tanpa kecuali, juga mewakili pantai dan manusia penghuni muka bumi yang membenarkan kalimat langit, maka barulah Komonus yang benar. Dari awal memang sudah ditetapkan, Prancislah juara Piala Dunia Rusia, 15 07 2018.
Bagaimana dengan KOMORIN (Komodo Republik Indonesia Nusantara)?
Dalam kontek alasan terakhir, sebagai disiplin ilmu, tidak ada pembagian dua tubuh Komonus dan Komorin. Sebab adanya pemilahan jadi dua baru akan terjadi jika ada satu pihak yang serius dan lain pihak cuma tebak-tebakan. Maka artinya, Komonus adalah Komorin itu sendiri. Satu tubuh yang menyebut, juaranya adalah Prancis, dengan skor, 4-2. Sebab itulah fakta yang benar. Sebab ini urusan ketepatan fakta, bukan asal tebak-tebakan.
Maka bisa kita teriakkan, "Hidup Komonus!" yang artinya sekalimat dengan, "Hidup Komorin!"
Coba kita wawancarai Komorin, pasti dia jawab, "Sebagai tebak-tebakan, saya bebas memilih Kroasia juaranya. Itu cuma permaiman degup jantung. Tetapi di dalam ilmu, seluruh komodo menyebut, sejak awal Allah telah menyebut Prancis yang akan jadi juaranya!"
Selanjutnya, ayo kita intip jalannya laju pertandingan 2x45 menit yang menegangkan itu, antara Prancis vs Kroasia.
Dari peluit awal Prancis bermain defensif dan tertekan. Sementara Kroasia tidak cuma agresif tetapi juga atraktif. Beberapa kali membahayakan gawang Prancis.
Sampai menit 17 tak satupun Prancis mampu membuat gawang Kroasia dalam bahaya. Satu-satunya peluang yg diciptakannya adalah tendangan bebas dari luar kotak finalti yang langsung jadi gol di menit 17. 1-0 untuk keunggulan Prancis. Meskipun berbau bunuh diri karena sempat disundul pemain Kroasia.
Setelah tercipta gol pertama, Prancis yang berada di atas angin mulai bisa main ofensif. Tapi sial buat Prancis. Keberaniannya maju menyerang malah mengurangi daya tahannya sehingga di menit 29 Kroasia mampu menyamakan skor menjadi 1-1.
Menit ke 36 keberuntungan memihak kepada Prancis lagi. Tendangan penjuru Prancis ternyata membuahkan tendangan finalti karena terjadi hansball. Tetapi wasit harus dibantu VAR, tayangan audio-visual, karena sebelumnya dia tidak menyatakan finalti. Ini menjadi bola mati ke dua setelah tendangan bebas pertama yang membuahkan gol. Dan hasilnya, 2-1 untuk tim biru. Griezmann mencetak gol ke duanya di laga ini. Maka kembali Prancis menikmati suasana permainan di atas angin.
Dengan statistik penguasaan bola di atas 60%, Kroasia terus meningkatkan agresifitas di babak ke dua. Terbukti berhasil sangat merepotkan lawan. Sementara Prancis masih menerapkan stategi 'membaca', waspada, dan serangan balik. Tetapi hasilnya maksimal, menit ke 60 giliran Pogba membuktikan bahwa timnya tidak cuma bisa bikin gol dari bola mati. Dia berhasil melesakkan tendangan bola dari dalam kotak finalti. 3-1.
Lebih gila lagi Mbappe di menit ke 65 berhasil menambah keunggulan Prancis dengan serangan tendangan terbuka tanpa pengawalan dari luar kotak finalti. 4-1.
Pantang menyerah pemain 17 Kroasia merangsek mendekati kiper Prancis yang menerima bola di menit 70. Bola pun digocek kiper. Tapi malang, berhasil diblok melesat ke arah gawang, 4-2.
Pencinta Prancis dan Komonus (Komodo Nusantara) dalam kisah kita, pasti tersenyum, karena sampai menit ke 89 kedudukan masih 4-2 untuk keunggulan Prancis. Bahkan sampai 90+5 akhir pertandingan. Mungkin justru inilah kejutan Piala Dunia Rusia 2018. Bukan berupa lahirnya juara baru.
Terakhir ini sekadar hiburan besar. Saya mau bilang ternyata juaranya adalah Tim Asia, Jepang yang tembus 16 besar itu. Sebab apa? Jepang harus diwakili Belgia karena Belgia yang menang. Tetapi Belgia dan Jepang harus diwakili Prancis karena Prancis telah menaklukkan Belgia di semi final. Dan terakhir, di partai puncak, Prancis juaranya. Subhanallah. Sementara sebagai tim yang menaklukkan Jepang, Belgia masih hebat menempati posisi juara tiga Piala Dunia.
Pokoknya selamat buat semua tim sepakbola yang tampil dan beraksi di piala dunia. Selamat dan sukses buat tuan rumah, Rusia. Selamat buat tim-tim Asia. Termasuk buat tim Asia yang gak lolos ke Rusia, termasuk Timnas Indonesia. Selamat juga untuk para suporter sepakbola sedunia. Dan terakhir, selamat untuk tim Prancis, lalu Kroasia, lalu Begia, dan lalu Inggris.
Kita harus belajar banyak dari titik ini.
Seneng juga dengernya. Ketika TransMedia mengumumkan kampung-kampung juara penyemarak Piala Dunia, termasuk yang dari Sukabumi itu.
Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com
Cannadrama@gmail.com
#PialaDunia
#PialaDunia2018
#WorldCup
#WorldCup2018
#FifaWorldCup2018
#TransTV
Komentar
Posting Komentar