TEH RASA BOLA SAMURAI HAIKU

BOLA JEPANG

tangisnya memang besar
untuk kekalahan Asia tiga-dua
tetapi tidak lebih besar
dari tangis menegakkan nama baiknya

Kemayoran, 03 07 2018
#puisipendekindonesia
-------

Jepang sangat terkenal dengan budaya minum tehnya. Maka peluit pertama laga melawan Belgia di partai 16 besar kali ini saya tandai dengan mengakrabi suasana minum teh hangat. Sungguh nikmat.

Alhamdulillah, Jepang itu tidak terlalu populer dalam hal minum-minuman keras. Tapi semangat kerjanya keras. Termasuk gaya bermain bolanya di ajang Piala Dunia Rusia, 2018 ini.

7 menit awal pertandingan Belgia yang lebih diunggulkan bermain lebih lunak, karena berstrategi membaca kekuatan lawan dan membaca peluang strategis. Sementara Jepang berusaha memanfaatkan suasana itu dengan tampil ekspresif dan agresif.

Degdegan tentu saja. Di depan unggulan dan wakil.Asia, Jepang, saya seperti sedang baca buku, atau puisi. Ya, Haiku juga. Maka tepat kalau ilustrasi pukul 01:15 WIB adalah, minum teh memainkan samurai haiku.

Sampai menit 19 Belgia belum ngasih peluang bahaya. Tentu karena konsistensi pemain belakang Jepang.

Malam Jakarta sedikit dingin. Saya segera memakai kaos lengan panjang. Melewati menit 20 Belgia lebih menguasai pertandingan. Puluhan kali nama Lukaku dusebut-sebut reproter TV berbahasa Ingris itu.

Menit 25 Lukaku tidak bisa mengontrol bola satu meter dari gawang Jepang. Menit 27 tendangan keras Hazard berhasil diblok peniaga gawang Jepang. Aah, degdegan ini makin sempurna.

Alhamdulillah dapat hiburan menit 30. Sundulan bola Jepang dari dalam kotak finalti dapat ditangkap kiper  Belgia.

Saya suka wajah-wajah pemain Jepang bersimbah keringat. Namanya juga lagi jatuh cinta. Mungkin disaat-saat lain nanti saya baru berfikir, di mana posisi keringat pada percintaan?

Saya melihat permainan masih berjalan seimbang, meskipun Belgia lebih memiliki banyak peluang. Sehingga memasuki menit ke 38 saya menduga-duga, apa babak pertama akan berakhir seri tanpa gol?

Tendangan bebas Belgia di menit 39 dari luar kotak finalti cuma mengantar tontonan ke menit 40. Alias gak ngaruh. Malah saya mulai menyadari strategi bertahan Jepang, setidaknya daya tahan lini belakangnya sangat teruji. Sampai Jepang melakukan serangan balik di menit 44 yang hampir menjebol gawang Belgia karena bola liar terlepas dari tangkapan kiper Belgia melalui sela-sela kakinya. Untung masih bisa berbalik badan dan menangkapnya sebelum melewati garis gawang.

Dan babak pertama pun berakhir dengan menyulitkan komentator yang harus mengomentari kepastian babak kedua. Saya pilih kalimat persahabatan, "Rasain!"

Memasuki awal babak ke dua teh hangat di cangkir pink mulai dingin, tetapi panas dan semangatnya sudah pindah ke badan, maklum pingin Jepang menang. Saya yakin para pencinta bola dunia dan Asia telah dimanjakan oleh kedua pelatih dengan menurunkan skuad terbaik kedua tim. Sehingga kalah menangnya bisa diharapkan sempurna.

Untung saya punya gambar sedang minum teh di tempat kerja. Itu rasanya cocok untuk ilustrasi tulisan ini. Apalagi iluatrasi minum teh di jam kerja segaris lurus dengan kerja keras tim Samurai Biru, Samurai Haiku, tim bola Sakura ini. Apapun hasilnya. Yang jelas sebuah kemenangan besar. Ini jelas sudut pandang berbudaya. Sekaligus membenarkan, berbudaya tinggi dari para suporter Jepang yang konon tidak suka mengotori stadiun, apalagi merusaknya.

Yes! Akhirnya di menit 48 pemain Jepang nomor 8, Haraguchi berhasil melesakkan gol ke gawang Belgia. 0-1. Subhanallah. Gol yang cantik. Sungguh kecantikan ini tak bisa diingkari seperti ketika kita bilang kepada seorang wanita, "Dia cantik". Sambil senang menatapnya dalam kedamaian hati yang tenang.

Belum kelar saya bersyukur untuk gol pertama, di menit 52, sudah tercetak lagi gol kedua untuk Jepang, 0-2. Seru! Seru! Padahal saya lagi ngitung, kalau Jepang kalah di game ini, ini akan menjadi seumpama partai final, puncak final, yang melibatkan tim Asia. Tapi kalau Jepang menang, segalanya belum betakhir.

Tentu ada kepuasan sementara yang sangat besar. Apalagi Belgia yang sangat diunggulkan berhasil melaju ke putaran 16 besar setelah menaklukkan Inggris.

Masih jauh dari tenang. Memasuki menit 62 berarti masih ada 28 menit buat Belgia untuk menyamakan kedudukan. Jepang harus ekstra hati-hati dan ngotot buang bola ke depan. Jangan membiarkan bola berlama-lama dimainkan di sekitar kotak finalti.

Mantap gila! Jepang nyaris bikin gol lagi ketika membuat tendangan keras di daerah finalti di menit 64. Sayangnya bola sedikit naik dari tiang gawang dan menyampingnke kanan. Oo oo oo.

Senyum perwira kita, kalau Jepang lolos ke babak 8 besar, seingat saya ini akan menjadi  pertama kali diraihnya selama beberapa kali masuk Piala Dunia. Sebagai suporter, kita seperti mengantar para pejuang tangguh. Otomatis rasa perwiranya sampai ke hati.

Tetapi. Alamaaaaak. Menit ke 69 Belgia bethasil bikin skor jadi 1-2 melalui sundulan jarak jauh yang melengkung jauh tidak terjangkau kiper.

Dan gila! Kali ini belum usai saya menyesali gol pertama Belgia, gol kedua sudah tercipta lagi di menit 74, Skor pun berubah menjadi 2-2. Benar-benar bola itu bundar kata anak-anak juga. 

Menit 80 saya minta dibuatkan telur mata sapi kepada anak laki-laki saya. Kok jadi lapar ya? Apa penonton lain pun sama? Mungkin karena tenaga Jepang terkuras. Jadi perlu transfer enerji. Ya ya ya.

Menit 82. Tendangan keras Honda melenceng ke sebelah kiri gawang. Dia belum beruntung.

Giliran menit 83 dua kali berturut-turut kiper Jepang melakukan penyelamatan dari tendangan dan sundulan pemain Belgia. Luarbiasa!

Meskipun kalah-menang Jepang bakal bikin cerita, memasuki menit 89 rasanya jadi gak enak. Karena posisi seri pasti berbuah 2x15 menit lalu adu finalti. Ini sangat melelahkan.

Lalu apa yang terjadi kemudian? Ini menyakitkan. Sangat menyaktkan. Menit 90+3 Honda melakukan tendangan bebas, lurus dan keras ke gawang. Tetapi berhasil ditahan kiper hingga membuahkan tendangan sudut. Malangnya, tendangan sudut Jepang bisa diubah oleh pemain Belgia  menjadi serangan balik dan mrmbuahkan gol di menit terakhir, 90+4. Skor akhir, 3-2.

Jepangku. Jepangku. Jepangku. Airmata besar Asia. Pulanglah ke jantung ibu. Bikin cerita lagi.

Seperti bunyi status saya dua hari lalu di akun sosial facebook, "Singkirkan dulu Jepang, baru saya ngomong yang lain". Tentu maksudnya, cinta itu emosional, sehat dan besar. Sedangkan peristiwa baik apapun tak bisa ditolak.

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com 
Cannadrama@gmail.com

#PialaDunia

#PialaDunia2018

#WorldCup

#WorldCup2018

#FifaWorldCup2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERLU GAK HARI AYAH? Catatan lalu.

TEU HONCEWANG

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG