PUNCAK 312

DIA SEMATKAN SELENGKAP SIMBUL

dia membatik puisi
di kain seluas Indonesia
tulisannya jelas terbaca
dari seluruh pelosok dunia
dia susun bait demi bait puisi
mengikuti lengkung-lengkung keris
menembus seluruh jalan kampung
terekam bangsa-bangsa jejaknya
dia sematkan selengkap simbul 
di seluruh halaman Mesjid
sehingga dia sendiri termangu 
dan terharu

Kemayoran, 19112018
#PuisiPendekIndonesia 
-------

Berita yang sedang populer hari ini di Indonesia salahsatunya adalah persiapan partai puncak Liga Dua 2018, yang sudah direncanakan akan dilangsungkan di Stadiun Pakansari, Cibinong, Bogor, pada hari senin 3 Desember 2018. Yang menjadi semacam undangan khusus 312 tahun ini. 

Ini adalah laga puncak yang penuh kepastian. Kepastian sudah dimiliki oleh calon juara 1 dan calon runner up-nya, yaitu Semen Padang dan PSS Sleman. Keduanya sudah dipastikan lolos naik kasta ke Liga Satu. Siapapun yang memegang tropi juara tidak akan merubah kepastian itu.

PSS Sleman lolos ke partai puncak setelah berhasil menggulinglan Kaltim Putra, sedangkan Semen Padang menaklukkan Persita Tangerang. Sehingga kedua tim yang kalah tersebut akan memperebutkan posisi juara tiga, atau akan memperebutkan satu tiket lagi untuk bisa melaju ke Liga Satu. Sedangkan yang kalah, meskipun cuma menjadi juara empat, di Liga 2 pada kompetisi selanjutnya akan menjadi tim unggulan pertama, karena juara 1, 2, dan 3 otomatis melaju ke Liga Satu.

Dua laga itu akan berlangsung dalam satu hari tetapi berbeda waktu pelaksanaan. Rencananya perseteruan perebutan juara 3-4 akan dilangsungkan pkl. 15:00. Sedangkan perebutan gelar juara akan diselenggarakan pada malam harinya, pukul 19:00.

Seperti layaknya yang terjadi pada tahun-tahun lalu, setiap laga puncak, baik Liga Dua maupun Liga Satu selalu menjadi perhatian besar masyarakat Indonesia. Ada banyak penyebabnya. Bukan cuma soal dukung mendukung semata persoalannya.

Para pencinta sepakbola, terlebih-lebih para pengamat yang intensif, tentu akan banyak menganalisa, bagaimana PSSI dan panitia pelaksana menyudahi dua liga nasional 2018 ini. Mulai dari mengendalikan penonton yang antusias dan membludak sampai ke soal sportifitas di tengah lapangan.

Selain itu, dua buah peta akan menjadi 'kata pengantar' liga berikutnya. Peta pertama adalah dengan naiknya tiga tim baru dari Liga Dua ke Liga Satu. Tentu akan langsung mengubah atmosfir perhelatan Liga Satu setahun ke depan. Sedangkan peta kedua, dengan terdegradasinya tiga tim dari Liga Satu ke Liga Dua, maka otomatis akan membuat perseteruan di Liga Dua makin panas. Sebab seperti lazimnya, setiap tim yang terdegradasi akan cepat-cepat balik lagi. Meskipun tidak mudah. Tahun ini hanya Semen Padang yang cuma setahun di Liga Dua, langsung balik lagi.

Selain itu, kedua even ini adalah even nasional. Puncak perebutan gelar juaranya pun berlevel puncak nasional. Tentu akan banyak pesan-pesan nasionslisme yang patut menyertainya. Sebab buat apa bersusah payah mengeruk atensi masyarakat luas dari Sabang sampai Merauke tanpa adanya pesan nasionslisme itu. Terlebih-lebih beberapa saat lalu persepakbolaan kita juga ditandai aksi kekerasan yang mengakibatkan tewasnya suporter.

Maka bersyukurlah masyarakat yang bisa berbondong-bondong ke Stadiun Pakansari, berbondong-bondong menenuhi panggilan puncak final 312,  untuk menjadi saksi sejarah Liga Dua tahun ini. Sambil mendoakan kebaikan persepsabolaan Indonesia, termasuk prestasi Timnasnya. Sebab Timnas adalah kode, supremasi nasionslisme kita juga. Sebab tak ada Timnas tanpa tegaknya NKRI dan berjayanya jiwa Pancasila.

Bersyukur juga yang masih bisa gegap gempita, se Indonesia nonton bareng memakai layar lebar atau sendiri-sendiri depan layar TV. Atau memakai streaming. 

Saya jadi teringat peristiwa 312 tahun 2016 silam. Laga semi final leg pertama Piala AFF, Timnas Indonesia vs Timnas Vietnam. Yang juga diselenggarakan di Stadiun Pakansari, yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo. Semarak yang viral di media sosial menyertai laga itu adalah nasionalisme, NKRI harga mati,  merah putih, Pancaila, bhineka tunggal ika, dll.

Di akhir tulisan ini saya patut bilang, puncak final event nasional adalah juga momen tasyakur bi ni'mah. Untuk itu rasa syukur kebangsaan kita kepada Allah Swt juga mesti menonjol. Agar penyelenggaraan liga-liga selanjutnya lebih dilapangkan lagi. Sebab gegap gempita dan doa-doa harus selaras beriringan. 

Kemayoran, 30112018
Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com 
Cannadrama@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG