HAIKU, PUISI ESAI, SONIAN, HAIKU INDONESIA, PUISI PENDEK, SAMPAI NALIKAN

Gusjur Mahesa, kemarin di akun facebooknya berbasa-basi menanyakan kedudukan puisi Haiku, puisi Esai, dan puisi Sonian yang katanya jenre baru.

Menurut saya, dia pantas menanyakan kadar 'katanya' itu.

Lalu Diro Aritonang, penyair yang punya fokus besar pada haiku berkomentar:
"....
Wah salah kalau haiku digolongkan sebagai puisi genre baru, salah besar statemen seperti itu pendapat yang paling GOBLOK, haiku adalah puisi KUNO (KLASIK) yang masuk dalam heritage dunia, Haiku mulai muncul dalam kesusasteraan Jepang pada tahun 1662. Mulai dikembangkan oleh Matsuo Basho (1644-1694) yang diikuti oleh haijin lain Onitsura (1661–1738), Yosa Buson (1716–1783), Kobayashi Issa (1763–1827). Haiku menjadi besar setelah Masaoka Shiki melakukan revisi di akhir abad ke-19 dari jenis puisi hokku (発句) yang lebih tua yang dirintis Matsuo Basho menjadi haiku.  Namun puisi mikro ini sudah menjadi milik dunia, usaha untuk memperkenalkan haiku di luar Jepang telah dimulai pada awal abad ke-20. Dalam tahun 1905 sebuah antologi haiku dalam bahasa Perancis telah terbit. Kemudian, haiku terus berkembang ke negara-negara Eropah  yang lain, dan akhirnya ke Amerika Syarikat, Brazil dan tempat-tempat lain di negara-negara Amerika Latin. Bahkam kontes haiku telah berlangsung di Perancis pada awal tahun 1924, yang telah menarik 1000 orang peserta, tercatat nama besar di luar Jepang seperti  James W. Hackett, Jorge Luis Borges, Cid Corman, Allen Ginsberg, Dag Hammarskjöld, Jack Kerouac hingga Octavio Paz mendalami haiku.

Haiku mulai terkenal selepas berakhirnya Perang Dunia Ke-2, khususnya di kalangan orang-orang Amerika. Sementara orang-orang Kanada juga menunjukkan minat yang mendalam terhadap haiku. Dalam bulan Januari 1992 diperkirakan sekurang-kurangnya lebih 100.000 orang dari 40 buah negara di seluruh dunia sudah menulis haiku dalam bahasa megaranya masing-masing. Banyak persatuan haiku telah ditubuhkan. Antara yang terbesar ialah Persatuan-persatuan haiku Kanada, Amerika Syarikat, Colombia, Inggris Jerman, Netherland, Belgium, Italy dan Romania. Sedang di Indonesia haiku diperkenalkan oleh penyair Amir Hamzah pada tahun 1939, lewat majalah-majalah sasatra dan bukunya “Setanggi Timur”. Jelasa haiku itu punya paradigma sejarah, tidak bisaa dibandingkan dengan apa yang namanya puisi esai atau Sonian".

Demi membaca itu, saya pun berkomentar:
"Yang lebih baru dari sastra Jepang haiku adalah, HAIKU INDONESIA. Bagian dari puisi pendek Indonesia, yang tidak berbahasa Jepang, dan bagian dari sastra dan budaya Indonesia. Tentu, puisi pendek Indonesia bukan hanya haiku Indonesia, bisa apa saja".

Tentu banyak komen di situ yang tidak bisa saya tuangkan di sini. 

Saya sendiri yang vokal soal eksistensi puisi pendek Indonesia, bukan pencipta puisi pendek Indonesia, tidak pernah mengaku-ngaku sebagai pihak yang memulai penulisan puisi pendek di Indonesia. Karena sebelumnya sudah ada banyak penyair yang setidaknya memiliki puisi pendek atau puisi singkat itu. Disebut pendek karena lebih pendek dari puisi pada umumnya, disebut singkat karena sering memunculkan bentuk penggunaan kata-kata yang sangat irit. 

Tentang puisi pendek ini, selaku Narasumber Senibudaya khususnya acara Apresiasi Sastra, dan penyair, serta Ketua Yayasan Seni Cannadrama yang berkawan dengan banyak komunitas seni, saya berpendapat: puisi pendek Indonesia adalah puisi berbahasa Indonesia yang bisa dibaca cepat dalam intonasi yang normal, dalam setarik nafas. Di dalamnya termasuk puisi singkat yang hanya menggunakan 1-2-3 kata atau lebih.

Di Indonesia model puisi ini terinspirasi oleh karya-karta sastra Indonesia kuno yang pendek-pendek. Termasuk terinspirasi oleh semacam pantun tradisional, kata-kata mutiara dan pribahasa daerah, dll. Meskipun sebagai puisi ia punya ciri-ciri puisi.

Puisi pendek juga bagian dari proses kreatif pencarian bentuk puisi di Indonesia. Terlebih-lebih ketika marak eksplorasi sastra yang serba pendek. Misalnya ada novel pendek, ada cerita yang lebih pendek dari cerita pendek umumnya bahkan berupa fiksi singkat, sampai ke puisi pendek dan puisi singkat itu.

Ketika haiku mulai dikenal di Indonesia, kita mesti jujur, haiku juga berpengaruh pada puisi pendek Indonesia. Baik secara langsung memunculkan haiku berbahasa Indonesia, bagian dari sastra Indonesia, maupun gaya menulis haiku yang bersenyawa dengan puisi pendek Indonesia.

Definisi puisi pendek yang saya sampaikan berkali-kali di setiap event sastra itu, bermula dari ketidakmungkinan kita membuat ukuran puisi pendek yang bentuknya sangat ekspresif itu seperti pada haiku. Bahkan bentuknya bisa memanjang ke bawah sampai lebih dari 15 baris. Atau menyamping selayaknya narasi biasa. Bisa juga sangat singkat, satu-dua kata, tiga-empat baris saja.

Tidak mungkin juga definisi puisi pendek cuma sebatas membandingkan suatu puisi yang lebih pendek dari puisi lain yang lebih panjang.

Kalaupun sejak jelang tahun 2000-an saya aktif menulis puisi pendek, itu karena saya merasa cocok memulung khazanah sastra Indonesia yang satu ini. Meskipun sejak lama saya juga menulis puisi yang lain.

Bukan pula bermaksud menjadi tongkat komando atau presiden puisi pendek di Indonesia.

Bukan pula Puisi Pendek Indonesia itu cuma nama grup di facebook.

Bahkan selain puisi pendek yang bentuknya sangat ekpresif itu, saya kebetulan punya satu-satunya puisi pendek yang saya beri sebutan  NALIKAN. Bukan puisi Jawa. Sampai hari ini baru saya tulis satu judul. Kebetulan judulnya, Naliko/Nalika. Pola 3-2-5-2: dalam makrifatullah, pengetahuan Tuhan, hakekat penengah yang berkeadilan itu bersungguh-sungguh (bertarekat) dalam kebaikan hidup manusia sehari-hari (bersyareat) sebagai hamba Allah yang ihlas dan istikomah.

-----
NALIKO/NALIKA

kulempar 
sauh
dari dunia
tumbuh

Kemayoran, 2010-2018
-----

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com
Cannadrama@gmail.com 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG