16 BESAR DUNIA JEPANG CAHAYA ASIA


BOLA MATANG DI POHON

masuk kamar ganti
membawa bola yang matang di pohon
memanggul tiang gawang
seperti petani pulang dari ladang

Kemayoran, 29 06 2018
#puisipendekindonesia
-------

Masuk 16 besar dunia? Siapa sempat siapa bisa? Rupanya mata dan hati kita dalam mengawal tim-tim Asia di perhelatan Piala Dunia Rusia, 2018 ini sangat seru. Untung kita masih punya Jepang yang lolos. Kalau tidak, catatan sejarahnya pupus dari 16 besar.

Untuk itu saya coba tengok beberapa catatan saya di media sosial facebook untuk laga pertama, ke dua dan ke tiga Jepang di fase grup. Ini sungguh menarik.

Catatan pertama:
JEPANGKU DI MENIT BERJALAN

Alhamdulillah, menit ke 5 tim-ku Jepang unggul, 1-0 vs Colombia. Semoga ah semoga. Biar bikin peluang besar untuk langkah berikutmya.

Waduh. Menit ke 33 Colombia bikin gol balasan lewat tendangan bebas. 1-1. Ah. Tapi masih ada harapan meskipun sampai babak pertama kelar, gol tidak berubah.

Karena gak nyambung sama masa penjajahan. Maka kalau Jepang menang lawan Columbia, minimal seri, kita bisa sebut, ... "Jepang Pelindung Asia. Jepang Cahaya Asia". Ha!

Tidak sia-sia. Ya. Tidak mubazir. Setelah terus menekan karena unggul pemain, setelah Colombia cuma main defensif dengan 10 pemain, akhirnya di menit ke 72 .... goooooolllllll ...... Jepang unggul 2-1. Sepwrti tancap gas lepas kopling semua kendaraan Jepang di sirkuit Piala Dunia 2018. Haha!

Sabar ya, Pang. Tong takabur. Sing nurut ka kolot siah.

Oh. Bikin deg deg plas. Hingga menit 89 pasukan biru Jepang, Duta Bola Asia, masih unggul 2-1. Bahkan nyampe menit 93 karena tambahan waktu 5 menit. Cukup panjang juga tambahannya.

Tapi. Alhamdulillah. Subhanallah. Jepang pun menenangkan pertandingan. Tim Asia yang sukses dalam laga perdana Piala Dunia 2018. Ya ya ya, sesungguhnya sama puasnya dengan kemenangan kita ketika Iran juga berhasil menekuk lawannya, tapi bedanya ketika itu melalui gol bunuh diri lawan. Lagipula, wakil Asia itu menang depan tim secintanya, Maroko.

Waduh, penyiar TransTV berdoa, semga pemain Colombia yang dapat kartu merah tidak bernasib sama dengan Escobar, pemain Columbia masa lalu yang ditembak mati karena kesalahannya di lapangan Piala Dunia. Ah kau, jadi ngeri lagi sama itu periatiwa biadab.

Pokoknya, perlu juga ngucapin model begini, maaf kalah ya Colombiaku. Maaf kalah Maroko-ku. Salam damai dunia. 
------

Catatan ke dua:
MENIT-MENIT LAGA KE DUA JEPANG

2-2 vs Senegal. Jepang hebat! Mestinya menang biar lolos langsung tanpa menunggu laga ke tiga nanti. Tapi bagus, dua kali Jepang memimpin fase grup setelah menyelesaikan pertandingan pertama dan kedua. Jadi berita gembira persepakbolaan Asia. Berita dunia juga. Siapa lagi bisa bikin fakta ini?

Sabtu, 24 06 2018 kedua tim main bagus. Jepang dalam performa terbaik menurut saya dibandingkan tim hebat yang tersingkir seperti Korea Selatan, Arab Saudi, juga Mesir. Pantas Jepang masih melaju lebih baik. Bahkan Iran yang masih harap-harap cemas pada laga terakhir nampaknya masih di bawah Jepang.

Tertinggal 0-1 di awal babak pertama, Jepang bisa menyamakan kdudukan sebelum babak usai. Demikian pun di babak ke dua, Senegal unggul lebih dulu, 2-1. Baru kemudian Jepang menyamakan skor. Meskipun demikian, Jepang di pertandingan pertama dan kedua kali ini bermain terbuka, total, meyakinkan, bahkan cenderung nyaman. Sayang peluang-peluangnya terbuang, selain ada yang membentur tiang gawang.

Melihat Jepang, kita melihat Asia kita masih hebat di kancah sepakbola dunia. Dengan poin 3 mereka bisa memimpin grup putaran final Piala Dunia Rusia, dan dengan tambahan poin 1 menjadi 4 pun masih memimpin.
-----

Catatan ke tiga:
TAK ADA MUSUH

Senang saya mendengar kalimat Dona Agnesia, presenter Piala Dunia TransTV yang diamini oleh komentator bola, Roni Pangemanan, "Tidak bisa memilih lawan". Kalimat itu tentu saja tidak cuma akan muncul saat mereka mengantarkan laga Uruguay vs Rusia. Tetapi juga bakal muncul pada laga-laga yang lain.

Apa pasal? Sebab ketika di pertandingan ke tiga buat Uruguay dan Rusia menunjukkan kenyataan siapa yang berada di posisi satu-dua di dalam grup, dan bakal berhadapan dengan siapa sebagai lawan dari grup lain di posisi satu-dua, maka pada laga-laga tim lain pun sama.

Yang jelas, untuk grub A, Rusia dan Uruguay dipastikan lolos ke putaran berikutnya karena masing-masing telah mengalahkan Arab Saudi dan Mesir dengan poin 6. Tinggal memastikan siapa berada di posisi pertama dan runner up seusai laga ke tiga. Bersamaan dengan itu mereka mulai mengintip ke grup B, siapa yang bakal berada di posisi satu-dua dan menjadi musuh mereka? Tentu bukan suatu perkara mudah memilih lawan. Itu benar.

Dan akhirnya, partai Uruguay vs Rusia pun berakhir dengan kemenangan untuk Uruguay dengan skor 3-0. Otomatis menempatkan Uruguay di puncak grup dan Rusia sebagai runner up. Sementara di laga satu grup yang lain, Arab Saudi vs Mesir yang tak ubahnya pertandingan silaturahmi alias pertandingan halal bihalal (persahabatan) secara mengejutkan berakhir, 2-1 untuk kemenangan Arab Saudi. Gol penentu tercipta pada menit terakhir perpanjangan waktu.

Sementara itu di grup tetangga, Portugal vs Iran berakhir seri, 1-1. Membuat Portugal berpoin 5 dan Iran berpoin 4. Lumayan mengejutkan. Sementara pada laga Spanyol vs Maroko juga diperoleh angka imbang, 2-2. Sehingga Spanyol bernilai 5 dan Maroko bernilai 1. Hasil ini pantas disambut airmata oleh Iran karena poin 4 yang berhasil diraihnya tak berarti apa-apa. Hanya memberi hadiah kenang-kenangan berposisi 3, pernah menang, sekali seri, dan sekali kalah.

Dengan demikian pada putaran 16 besar sudah dapat dipastikan juara grup A, Uruguay akan berhadapan dengan runner up grub B, Portugal. Sedangkan runner up grub A, Rusia akan bertemu Juara grub B, Spanyol. Sungguh menepati teori, "Tak bisa memilih lawan".

Tanpa mengurangi pujian, terutama kepada kualitas Uruguay, Spanyol Portugal, juga Rusia, saya tetap lumayan sedih karena merasa memiliki tim sepakbola Asia. Belakangan ini Iran adalah salahsatu tim yang masih bisa diharapkan selain Jepang di laga ke tiga fase grup. Tetapi nyatanya gagal juga. Harapan satu-satunya kini tumplek kepada Si Biru, Jepang Cahaya Asia.

Tetapi beranjak dari kisah, tak bisa memilih lawan ini, persepakbolaan Asia, termasuk Indonesia patut belajar banyak. Entahlah, apakah hal yang berwangi spiritualitas dan humanusme-universal ini diinsyafi dengan kuat oleh pesepakbola dan pengagumnya di luar Asia. Yang jelas kita layak mendalami prinsip, bahwa musuh kita dalam sebuah pertandingan adalah, KEKALAHAN. Sehingga dengan demikan kita memastikan diri 100% bisa memilih lawan.

Okelah, kita tidak perlu memusuhi siapapun. Tim manapun. Cuma melawan kekalahan belaka. Tetapi pertanyaannya, ketika musuh kita adalah kekalahan, dan teman kita adalah kemenangan, bagaimana kalau tim kita, atau yang kita dukung kalah? Apakah artinya kita bersekutu dengan musuh? Tentu seperti yang kita pahami, ini lekat dengan spiritualutas dan humanism-universal. Jadi dalam posisi seperti itu kita tidak pernah akan kalah, sebab kita tetap pemenang. Sebab kita sportif, fair play, dan bukan pecundang. Selebihnya dari itu pertarungan sepakbola internasional adalah ajang pergaulan bangsa-bangsa, benua-benua. Meminjam istilah tari, Piala Dunia adalah juga Tari Pergaulan Dunia. Ya kan?

Para pendukung Jepang dari belahan pencinta sepakbola Asia, bersiap-siaplah memberikan dukungan total untuk Jepang yang akan segera melawan musuh besarnya, musuh bebuyutan seumur hidup, yaitu KEKALAHAN.

Tapi perlu diingat juga, Asia punya Australia yang di awal keberangkatannya ke Rusia menjadi tim ke lima mewakili zona Asia yang lolos. Dukungan pun layak diberikan sepenuhnya pada tim ini. Meskipun banyak prediksi, langkah Australia masih sangat berat karena harus berharap pada dua hal, pertama harus menang melawan Peru, dan kedua mesti berharap Denmark dikalahkan Prancis. Sungguh bukan soal tebak-tebakan.

Sukses piala dunia. Sukses persepakbolaan Asia dan Indonesia!
-----

Catatan ke empat:
LAGA TERAKHIR JEPANG BUKAN MENIT TERAKHIR

Kali ini habislah sombong apa. Depan bendera Jepang selebar layar TV. Depan suporter yang hidmad menyanyikan lagu kebangsaannya di lapangan terakhir fase grup Piala Dunia 2018. Di depan barisan Tim Jepang yang mewakili Asia, termasuk Indonesia. Kita cuma larut dan bangga. Apalagi ini tim terakhir yang tersisa setelah Korea Selatan, Arab Saudi, Iran, dan Australia tersingkir dengan hebat. Bahkan ini adalah tim paling sempurna sebab memasuki pertarungan terakhir ini, Jepang sudah mengantongi poin 4, dari hasil sekali menang dan sekali seri.

Saking hebatnya dukungan kita kepada tim Jepang, kepada Polandia seakan ingin rasanya kita teriak, "Maafkan kami". Tentu dalam suasana sportif yang hebat.

Dan menit-menit Jepang pun dimulai lagi. Degdegan dari detik pertama. Sebab kita serumpun. Se Asia.

Kali ini. Buat para pemain hebat dari liga-liga utama dunia bersabarlah. Itu untuk hiburan lain waktu. Kami sedang terbakar cinta. Sedang menikmati mesra di lapangan bola yang 100% sah milik Jepang. Polandia pun cuma ngontrak rasanya. Kami sedang bikin cerita.

Kepada tim-tim berkelas yang katanya lengganan juara, lengganan finalis, lengganan perempat final, perdelapan final dll, diamlah dulu. Kami sedang tidak mau diusik oleh nikmat cerita tontonan model itu. Sebab ini ada yang mengganjal. Skenario sepakbola Asia yang membanggakan.

10 menit berlalu, stadiun Rusia di layar TransTV menunjukkan keseimbangan dua tim dalam menyerang dan bertahan. Tapi belum ada kode bahaya.

Syuuutt. Menit ke 12 bola Jepang melewati mistar gawang Polandia. Padahal buah tendangan jarak dekat. Menit ke 13 tendangan on target Jepang yang melesat keras berhasil ditepis peniaga gawang Polandia. Degdegan makin jadi sempurna. Menit ke 15 giliran tendangannya ditangkap kiper. Ini namanya bertubi-tubi Jepang berhasil menembus peluang gol.

Menit ke 20 saya minum teh karena kaget oleh sundulan Polandia yang tertangkap kiper Jepang. Lumayan tajam. Tak ada yang saya tawari minum teh, sebab kali ini saya nonton sendiri. Paling-paling sebelah belakang menggantung burung Jalak, di belakang TV ada sepasang burung Deruk. Anak-anak sedang ke toko buku untuk suatu keperluan sekolah Si Bungsu yang jantan.

Oo oo ampun! Menit ke 35 gawang Jepang nyaris jebol oleh tandukan lawan. Untung bola lepas dari tangkapan penjaga gawang bisa dibuang jauh ke luar lapangan.

Dan berbalik. Menit ke 35 giliran Jepang melesakkan tendangan ke gawang lawan. Tapi berhasil ditangkap kiper Polandia.

Memasuki menit ke 43 belum juga ada gol. Ini gelisah sementara. Mestinya masuk kamar ganti bisa bawa satu gol. Nampaknya belum tiba takdirnya. Lalu memasuki 1 menit tambahan waktu babak pertama. Masih menunggu kejutan. Dan nyatanya ... belum ada apa-apa. Alamaaakkk. Peluit panjang pun berbunyi.

Jam dinding menunjukkan pukul 22 waktu Indonesia. Kali ini terasa pukul 22 waktu Jepang. Haha! Ini permainan dan hiburan yang cantik dan cerdas.

Siang tadi ada yang bilang, apalah artinya Jepang, tim yang tak ada apa-apanya. Saya mau bikin argumentasi ilmiah malam ini, "Kenyataan itu adalah ketika Jepang tidak tertolak menyumpal mata dan fikiran, karena kepalang ada". Bahkan kalau ada yang baca sejarah bola, tahun 2002 Jepang sudah lolos ke putaran 16 besar. Dan itu tak bisa dihapus.

Babak kedua. Kedua tim semakin agresif. Dan salahsatu hasilnya tendangan bebas untuk Polandia di menit 58. Dari tendangan bebas inilah pecah telur untuk dua kesebelasan. Polandia unggul, 0-1. Ah, kau! Cepat-cepat minta maaf ke saya.

Menit ke 73 Polandia hampir membuat gol kedua, tetapi tendangannya melambung jauh. Jepang masih beruntung. Semangat dan staminanya masih cukup tinggi.

10 menit terakhir permainan berlangsung tidak menarik. Nampaknya Jepang merasa cukup dengan hasil tertinggal 0-1. Terbukti bola hanya diputar-putar antar pemain di lapangan tengah. Sementara Polandia tidak berminat merebutnya, karena skor 0-1 adalah kemenangan berharga buat mereka.

Dengan hasil ini maka Jepang berada di posisi runner up grup H karena secara mengejutkan Kolumbia berhasil menang, 1-0 atas Senegal. Sehingga menempati puncak grup dengan poin 6. Sementara nilai Jepang sama persis dengan nilai Sinegal, 4,  tetapi Jepang lebih unggul dalam catatan fairplay. Maka loloslah satu-satunya tim Asia ini ke babak 16 besar.

Alhamdulillah. Jepang cahaya Asia.

Sukses, sukses, sukses!

Maka dapat dipastikan di putaran 16 besar Pasukan Jepang berhadapan dengan Belgia sebagai pemuncak grup F, karena di pertandingan terakhir Belgia mampu menaklukan Inggris 0-1. Sehingga Inggris sebagai runner up akan menghadapi Kolombia. Ini jelas mengejutkan, karena tidak sedikit pengamat menduga, Jepang bakal ketemu Inggris. Ya, namanya juga, bola itu bundar dan mudah menggelinding ke segala arah, apalagi kalau ditendang, dipakai berolahraga, dibikin pertunjukkan.

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com 
Cannadrama@gmail.com

#PialaDunia
#PialaDunia2018
#FifaWorldCup2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG